Jakarta (Inmas) --- Kepala Kantor Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta Saiful Mujab mengatakan bahwa proktor harus peka terhadap hambatan yang sering kali terjadi saat ujian. Dan diharapkan bisa cepat tanggap dalam mengatasi masalah tersebut.
“Ujian nasional berbasis komputer sudah menjadi kebijakan yang harus ditetapkan, baik Aliyah maupun Tsanawiyah, walaupun masih ada beberapa yang belum menjalankan,” ujarnya saat memberikan materi pada peserta Diklat proktor dan teknisi Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) angkatan III di Jakarta, (25/02).
Dalam kesempatan ini, Kakanwil juga mengingatkan agar seluruh anggota ASN harus hafal dengan lima nilai budaya Kemenag. “Jangan sampai ASN Kemenag tidak hafal lima nilai budaya kerja," tegasnya.
Menurutnya, lima nilai budaya Kemenag mengandung arti yang luar biasa, dan mengandung arti yang dapat mewakili sebagai aparatur sipil Negara (ASN) Kemenag.
Kakanwil juga mengingatkan pada guru dan madrasah hendaknya UNBK, UMBK, USBK, UAMBK, jangan di jadikan tradisi akhir tahun pembelajaran sekolah. Tetapi Saiful menginginkan agar madrasah mempunyai target capaian terkait evaluasi pendidikan.
“ Oleh karena itu, dalam pengawalan ujian berbasis komputer ada hal yang tidak bisa di lepaskan, yaitu proktor dan teknisi. Dimana dalam mengawal ujian perlu inovasi,” terangnya.
Sedangkan Imanudin selaku ketua panitia menjelaskan bahwa tujuan acara ini untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan proktor dan teknisi dalam melaksanakan UNBK di madrasah pada Kemenag sesuai dengan kompetensi yang di persyaratkan.
"Terlatihnya 40 orang tenaga proktor/teknisi pada kantor Kemenag yang dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab dalam melaksanakan UNBK di madrasah dengan baik sesuai dengan kompetensi standar yang di persyaratkan," ujarnya dihadapan peserta sebanyak 40 orang, yang berasal dari DKI Jakarta, Banten, dan Kalimantan Barat. /MM