Jakarta (Inmas) - Guru Agama adalah agen perubahan dalam memberikan investasi ilmu agama dan keagamaan kepada peserta didik. Dan Pendidikan agama bukan sekedar hafalan, tetapi menjadi pedoman hidup peserta didik sepanjang hayatnya.
Hal ini disampaikan KaKanwil Kemenag Provinsi DKI Jakarta didamping Pembimas Katolik Salman Habeahan saat menutup kegiatan Pembinaan Kompetensi Guru Pendidikan Agama Katolik Tingkat Menengah.
“Saya mengapresiasi kegiatan ini sebagai wujud Kemenag dalam meningkatkan kualitas pendidikan agama dan keagamaan,” ujar KaKanwil, Jumat (09/08).
Menurut KaKanwil, di era sekarang ini, hal yang paling penting adalah mewujudkan pendidikan agama yang berkualitas. Karena pendidikan agama menjadi ruh didalam hati peserta didik, “Pendidikan agama adalah ruh di dalam hati peserta didik, berbeda dengan pendidikan umum yang berorientasi pada kognitifnya saja,” tuturnya.
“Pendidikan Agama dapat merubah sikap peserta didik, dari yang tidak baik menjadi baik. Pendidikan agama mempunyai tujuan yang mulia. Karena menjadikan peserta didik yang berakhlakul kharimah,” sambungnya.
Menjadi guru agama berarti memberikan pemahaman kepada peserta didik dengan Tuhannya, “Sebelum memberikan pemahaman kepada peserta didik dengan Tuhannya. Guru agama harus memahami dahulu ilmunya. Agar peserta didik tidak gagal paham keagamaan,” ujarnya.
KaKanwil berharap, kegiatan ini dapat meningkatkan kualitas kinerja para guru agama katolik agar peserta didik menjadi generasi yang dapat dibanggakan dan tidak gagal paham keagamaan dan kebangsaan.
Kegiatan yang mengusung tema, Meningkatkan Kinerja dan Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Katolik diikuti sebanyak 40 peserta yang terdiri dari Para Guru Agama Katolik SMP dan SMA.