Jakarta (Humas Kemenag DKI) --- Staf Khusus (Stafsus) Menteri Agama, Farid F Saenong, menyatakan bahwa Al-Quran telah menciptakan tradisi dan peradaban besar dalam kehidupan umat Islam. Hal ini disampaikan saat penutupan Jakarta Mengaji dan launching Jakarta Quranic Center (JQC) di Jakarta, Kamis (20/3).
"Al-Quran itu luar biasa efeknya bagi kita semua. Al-Quran membuat semua hal yang melekat padanya pasti naik derajatnya, pasti mulia," kata Farid dalam sambutannya.
Menurut Farid, Al-Quran telah melahirkan setidaknya empat tradisi besar dalam dunia Islam. Pertama adalah tradisi tilawah atau membaca Al-Quran yang menurutnya telah menjadi aktivitas umum di kalangan umat Islam hingga melahirkan berbagai lomba membaca Al-Quran baik tingkat nasional maupun internasional.
"Tradisi membaca Al-Quran bahkan sudah menjadi objek penelitian para antropolog yang ingin mengetahui bagaimana umat Islam, khususnya di Indonesia, menjaga dan memelihara kemampuan membaca Al-Quran," jelasnya.
Tradisi kedua, menurut Farid, adalah tahfidz atau menghafal Al-Quran yang telah menjadi fenomena luar biasa di dunia Islam. "Di Indonesia saja, kita bisa menemukan ribuan anak-anak penghafal Al-Quran dari Sabang sampai Merauke dengan sangat mudah. Ini sudah menjadi tradisi besar umat Islam," ujarnya.
Tradisi ketiga adalah seni menulis Al-Quran, termasuk kaligrafi dan penulisan mushaf. Farid menyebutkan bahwa baru-baru ini telah tercatat rekor penulisan dan hiasan Al-Quran terbanyak di seluruh Indonesia.
"Dan yang terakhir, tradisi yang serius tentunya adalah tafsir Al-Quran. Ini harus serius sampai ke perguruan tinggi, sampai tingkat doktor, dan sampai sekarang tafsir terus bermunculan, tidak pernah berhenti. Setiap tahun selalu ada tafsir-tafsir baru," tambahnya.
Farid juga menekankan pentingnya Al-Quran bagi kehidupan umat Islam. Dan Al-Quran merupakan kitab yang paling banyak dicetak di dunia, bahkan di negara-negara Barat. "Bagi kita umat Islam yang meyakini kebenaran Al-Quran, insya Allah Al-Quran akan selalu hidup dan menjadi pusat perhatian," katanya di Masjid Raudhatul Jannah.
Dalam kesempatan tersebut, Farid juga mengungkapkan makna Al-Quran yang lebih dalam. "Al-Quran itu turun ke bumi untuk mengajak kita kembali ke rumah kita, yakni surga. Al-Quran adalah undangan kepada kita untuk kembali ke rumah abadi kita," tuturnya.
Di akhir sambutannya, Farid secara resmi mengakhiri program Jakarta Mengaji dan meluncurkan program baru, yaitu Jakarta Qur’anic Center. Menurutnya, kedua program tersebut merupakan upaya untuk mengajak masyarakat agar selalu dekat dengan Al-Quran.
“Dengan mengucapkan Alhamdulillahi rabbil 'alamin program DKI Jakarta mengaji kita akhiri dan disaat yang sama kita awali program baru yakni Jakarta qur’anic center kita launching bersama-sama dengan ucapan Bismillahirrahmanirrahim,” pungkasnya.