Jakarta (Humas Kepulauan Seribu) -- Penasehat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemenag RI, Helmi Nasaruddin Umar, yang dikenal sebagai Bunda Inklusi, memberikan pembinaan khusus bertema inklusi dan penguatan keluarga difabel dalam kegiatan yang digelar DWP Kanwil Kementerian Agama DKI Jakarta dan DWP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, bertempat di aula Jayakarta Kanwil Kemenag DKI Jakarta, pada Selasa (18/11/2025).
Dalam penyampaiannya, beliau menekankan bahwa gerakan ramah difabel bukan sekadar program tambahan, melainkan cara pandang yang harus melekat dalam setiap aspek kehidupan, mulai dari keluarga hingga kebijakan publik.
“Saya berdiri bukan hanya sebagai Penasehat DWP, tetapi juga sebagai Bunda Inklusi yang memiliki komitmen mendorong gerakan ramah difabel dalam setiap lini kehidupan,” tegas Helmi.
Beliau menjelaskan bahwa pembangunan Indonesia Emas 2045 hanya dapat terwujud apabila seluruh warga, termasuk penyandang disabilitas, ikut diberi ruang, akses, dan kesempatan yang setara.
“Negara dan keluarga akan maju bila semua warganya disertakan. Inklusi bukan sekadar seruan, tetapi komitmen moral, sosial, dan kebangsaan,” ujarnya.
Bunda Inklusi juga menyoroti fakta bahwa hingga kini masih banyak penyandang difabel yang menghadapi hambatan fisik, sosial, pendidikan, dan kesempatan kerja, padahal mereka memiliki potensi besar yang sering tidak terlihat.
Dalam pembinaan tersebut, Helmi memperkenalkan tiga nilai utama yang menjadi fondasi gerakan inklusi, yaitu Berbaur, Berbagi, dan Berkolaborasi (B3I). Nilai ini diharapkan mampu menjadi arah gerak DWP di seluruh tingkatan, “Berbaur melahirkan interaksi yang setara, Berbagi membuka akses bagi semua, dan Berkolaborasi mempercepat lahirnya masyarakat yang ramah difabel,” jelasnya.
Selain konsep inti, Helmi juga memaparkan sejumlah langkah nyata yang bisa dilakukan keluarga ASN dan organisasi DWP, mulai dari penguatan literasi inklusi, pendampingan keluarga difabel, integrasi aksesibilitas dalam setiap kegiatan, hingga kampanye publik “Inklusi Dimulai dari Rumah.”
Pada sesi khusus mengenai peran ibu ASN dan ibu pejabat yang memiliki anak berkebutuhan khusus, beliau menyampaikan pesan mendalam mengenai perjuangan para ibu, “Cinta seorang ibu tak pernah berkurang. Ketangguhan para ibu inilah yang menjadi cahaya bagi anak-anak berkebutuhan khusus untuk bersinar dengan caranya sendiri,” ungkapnya.
Beliau juga menegaskan bahwa peran seorang ibu, baik sebagai ASN maupun pejabat, adalah bagian dari pengabdian yang sangat mulia, “Peran ini bukan sekadar tugas, tetapi ladang pahala dan sumber kekuatan bagi keluarga dan negara,” tambahnya.
Di akhir kegiatan, Helmi mengajak seluruh anggota DWP untuk terus menjadi motor penggerak inklusi di lingkungan masing-masing, “Mari menjadi Bunda Inklusi di rumah kita, di komunitas kita, dan menjadikan inklusi sebagai budaya, bukan agenda. Satu langkah kecil dari setiap anggota DWP akan membawa bangsa ini melompat jauh menuju Indonesia Emas 2045,” tutupnya.
Tampak hadir dalam kegiatan, Ketua DWP Kemenag RI beserta pengurus DWP, Ketua DWP Kanwil Kemenag DKI Jakarta beserta pengurus DWP, Para Ketua DWP Kantor Kemenag Kabupaten/Kota se-Jakarta beserta pengurus DWP serta para peserta lain yang hadir baik dari kalangan siswa/i difabel, orang tua serta guru yang mendampingi.