Jakarta (Humas Kemenag DKI) --- Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta, Adib berkomitmen untuk menghadirkan pengalaman haji yang tidak sekadar ritual, melainkan upaya transformasi spiritual jamaah. Hal ini disampaikan saat kegiatan Media Gathering Kehumasan di Jakarta.
"Di tahun 2025 ini, mungkin akan menjadi penyelenggara haji terakhir oleh Kementerian Agama. Oleh karena itu, kita harus memberikan yang terbaik, mulai dari staf hingga kepala seksi di seluruh kabupaten dan kota," tegas Adib dalam paparannya.
Dalam proses persiapan, Kanwil DKI Jakarta telah melakukan serangkaian tahapan, di antaranya proses rekrutmen petugas haji. "Saya melihat semangat luar biasa dari para peserta untuk menjadi petugas haji 2025. Tahap pertama telah diumumkan, dan kami akan segera memasuki tahap kedua," ujar Adib, Kamis (28/11).
Sambungnya, target utama yang dicanangkan adalah pengisian kuota haji secara maksimal. Menurut Kakanwil, kegagalan mengisi kuota mencerminkan ketidakoptimalan pelayanan.
"Saya targetkan 100 persen kuota terisi dari DKI Jakarta. Kenapa tidak? Antrian kita panjang, tidak ada alasan kita tidak bisa mengisi kuota," tegasnya.
Tidak hanya soal kuota, Adib juga memfokuskan perhatian pada kualitas pelayanan. "Kita sudah melakukan koordinasi dengan wilayah sekitar seperti Lampung, Banten, dan Jawa Barat. Tujuannya untuk berkolaborasi dalam penyelenggaraan haji," jelasnya.
Adib menyampaikan bahwa tujuan utama pelaksanaan haji untuk menghasilkan jamaah mabrur dan pribadi yang mampu mengimplementasikan nilai-nilai spiritual dalam kehidupan sosial.
"Kita tidak hanya sekadar mengurus hal teknis administratif, tetapi bagaimana menjadikan haji sebagai 'pesantren besar' bagi jamaah," tegas Adib.
Adib mengidentifikasi bahwa kesenjangan sosial sebagai tantangan besar, dimana masih terdapat gap antara kesalehan individual dan sosial di tengah masyarakat. Untuk mewujudkan visi tersebut, pihaknya akan melibatkan berbagai pihak.
"Kita akan melibatkan KBIHU, akademisi, dan pihak terkait dalam proses bimbingan manasik. Fokusnya bukan sekadar teknis, tapi bagaimana mendorong jamaah melaksanakan ibadah haji dengan kekhusyukan dan sesuai syar'i," imbuh Adib.
"Kami berharap para jamaah haji tidak sekadar menjalankan ritual, tapi menjadi agen perubahan sosial yang mampu mengatasi ketimpangan di masyarakat," pungkas Adib.