Berita

H. Rasyid: Ilmu Yang Tidak Diamalkan Bagaikan Pohon Yang Tak Berbuah

blog

Illustrasi Foto (Kemenag RI DKI Jakarta)

Jakarta (Inmas Jakut) --- Kepala Kantor Kemenag Kota Jakarta Utara, A. Rasyid H. Usman menghadiri Pelepasan Santri tingkat akhir angkatan ke-5 Pondok Pesantren Terpadu Khairul Ummah, Kapuk Muara, Penjaringan Jakarta Utara, Minggu (23/06). Pelepasan 158 Santri MTs dan MA yang bertemakan “Santri Milenial di Era Globalisasi; Religius Pancasilais & Nasionalis” ini dilangsungkan di Halaman Pondok Pesantren asuhan KH. Oman Syahroni. Senin (24/06)

Di awal sambutannya H. Rasyid mengapresiasi jasa para Guru yang sudah mendermakan waktu, tenaga dan ilmunya kepada para santri hingga ke tingkat akhir. Meskipun dikatakannya, bahwa wisuda hari kemarin itu bukanlah akhir yang sesungguhnya.

“Terima kasih para Guru. Karena jasa-jasa Gurulah para Santri hari ini dilepas untuk melanjutkan pendidikan atau mengabdi kepada Bangsa dan Negara terutama Agamanya,” buka Rasyid

Ditambahkan Rasyid, wisuda bukanlah akhir dari perjalanan seorang Santri. Mereka harus tetap berjuang di dalam menuntut ilmu. Di samping itu, para Santri yang dilepas hari ini dituntut untuk mampu mengembangkan serta mengamalkan semua ilmu yang telah mereka dapatkan selama mengenyam pendidikan di Ponpes ini.

“Ilmu yang sudah didapati di sini harus dikembangkan terus. Sebab ilmu yang tidak diamalkan ibarat pohon yang tak berbuah. Mungkin dia bisa meneduhkan, tapi sesungguhnya tidak mendatangkan banyak manfaat,” ujar dia

Lebih dalam Rasyid menyampaikan, bahwa hakikatnya Pondok Pesantren itu hanya sebuah nama yang tidak berarti apapun jika tidak diisi dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagi Santri. Bahkan, seperti diungkapnya, Pesantren akan sulit berkembang jika tidak didukung sepenuhnya oleh tiga unsur  penting yaitu, Masyarakat, Pemerhati Pendidikan dan Pemerintah.

“Pemerintah sudah membantu para Siswa agar bisa bersekolah dengan dana BOS-nya, dan Masyarakat juga harus ikut andil mendukung sarana dan prasarananya. Sementara pemerhati pendidikan harus seimbang fikirannya agar para Santri bisa terus belajar,” tandas Rasyid. Z/S/A

Terkait