Jakarta (Humas Kemenag DKI) --- Staf Khusus Gubernur DKI Jakarta, Jhon Odius mengungkapkan bahwa Jakarta memiliki Gini Ratio atau tingkat ketimpangan ekonomi tertinggi di Indonesia, yang berpotensi memicu konflik sosial. Hal ini disampaikan dalam rapat koordinasi kerukunan umat beragama di Kanwil Kemenag DKI Jakarta.
"Data terakhir menunjukkan Jakarta itu Gini Ratio-nya cukup tinggi, paling tinggi di banyak daerah Indonesia. Kalau di Jakarta yang penghasilannya sehari itu 20 ribu ada, yang 50 ribu ada, tapi yang satu hari penghasilannya 100 juta, 1 miliar ada. Jadi ketimpangannya tinggi," ujarnya, Kamis (09/10).
Beliau menyebut bahwa solusi paling efektif menghadapi ketimpangan adalah melalui peran tokoh agama dalam menjaga kerukunan. "Caranya yang paling aman adalah para tokoh yang bisa menyejukkan, yang bisa mendamaikan. Siapa tokoh yang paling dihormati dan didengar? Yaitu Kiai, Ulama, Buya, Ustazah, para Asatid, Pastor, Pendeta. Kalau di sisi ini aman, maka sebetulnya rasa sejuk itu ada," jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Stafsus Gubernur menegaskan komitmen Pemprov DKI Jakarta untuk menjaga kerukunan sebagai bagian dari visi Jakarta sebagai kota global yang berbudaya dan mensejahterakan warga. "Pak Gubernur berkali-kali dalam banyak forum menyatakan, saya itu adalah Gubernur semua agama dan semua golongan. Kami pernah dalam satu hari ke Parisada Hindu, meresmikan gereja, dan terakhir ikut maulid," ungkap Jhon Odius di Aula Jayakarta.
Lanjutnya, Jhon juga melaporkan bahwa Pemprov DKI telah membuka kembali semua dokumen pengajuan rumah ibadah yang tertunda, termasuk yang sudah mengurus 18 hingga 25 tahun. "Satu rumah ibadah yang sudah 25 tahun, sebetulnya mereka sudah urus. Sekarang dengan atensi Pak Gubernur dan Bapak Ibu FKUB, ini sudah masuk pada tahapan izin mendirikan bangunan," paparnya.
Untuk memperkuat peran rumah ibadah, Pemprov DKI mendorong tempat ibadah sebagai basis gerakan ekonomi umat. "Kemarin PPIJ membuat digital festival seluruh masjid raya Indonesia yang mengembangkan dakwah digital dan ekonomi umat berbasis digital. Mudah-mudahan beberapa instrumen di Jakarta bisa kita pakai untuk mendorong lebih mudah urusan-urusan ke depan," pungkasnya.