Surabaya (Humas) - Penasihat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian Agama Eny Retno Yaqut menegaskan bahwa tidak boleh ada anggota dan pengurus DWP yang minta dilayani layaknya seorang ratu atau kemratu.
Ditegaskan Eny, DWP sifatnya memang mendukung program dan kegiatan suami sebagai ASN. Namun, setiap pengurus juga harus memiliki gebrakan dan program yang jelas agar punya nilai manfaat bagi banyak orang.
"Saya tekankan pada semua pengurus dan anggota DWP, ojo kemratu (jangan minta dilayani seperti ratu.red). Kita harus tahu tugas dan fungsi kita," tegas Eny saat membuka Rakernas DWP Kemenag RI di Surabaya, Sabtu (4/2/2023).
"Jangan membiasakan diri untuk dilayani, tanamkan pemikiran yang lebih terbuka, kita harus melayani. Kita harus mendukung program para suami untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat," lanjutnya.
Eny menambahkan bahwa banyak program yang bisa dilakukan oleh DWP. Misalnya, edukasi peningkatan kualitas kesehatan, peningkatan ekonomi umat, dan lain-lain.
"Jalin komunikasi dengan instansi terkait. Biasakan aktif, sehingga banyak yang merasakan manfaat dari kumpul-kumpulnya ibu-ibu DWP. Bukan hanya ngobrol kosong yang kurang manfaatnya," ujar Eny.
"Saya berharap program kegiatan DWP benar-benar bisa dirasakan oleh banyak pihak. Jadi, selain silturahmi terjalin, program kerja suami di support, masyarakat juga punya benefit dari organisasi yang kita cintai ini," sambungnya.
Rakernas Dharma Wanita Persatuan digelar di Surabaya, Jawa Timur, dari 3 - 5 Februari 2023.
Kegiatan ini dihadiri pengurus Pusat DWP Kemenag RI, Ketua DWP Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri se-Indonesia, dan Ketua DWP Kanwil Kemenag Provinsi se-Indonesia.