Jakarta (Humas Kemenag DKI) --- Ratusan jamaah dari berbagai majelis taklim di Jakarta memadati Masjid Raudhatul Jannah pada Rabu (12/3/2025) untuk menyimak tausiyah dari ulama perempuan asal Mesir, Dr. Sara Atha Amin Mohammed, Lc., MA.
Dalam acara Syiar dan Safari Ramadhan 1446 H/2025 M yang diselenggarakan oleh Forum Komunikasi Majelis Taklim Provinsi DKI Jakarta, dosen Universitas Al-Azhar Asy-Syarif yang juga ahli Ushul Fiqih ini menyampaikan pandangan mendalam tentang peran krusial seorang ibu dalam pendidikan berbasis Al-Qur'an dan Hadist.
"Pendidikan yang baik dan benar hanya dapat dicapai jika berpijak pada dua fondasi utama kehidupan Muslim, yaitu Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah," tegas Dr. Sara Atha saat membuka tausiyahnya.
Dalam paparan yang menginspirasi, Dr. Sara Atha menekankan bahwa ibu memiliki posisi strategis yang tidak tergantikan dalam membentuk karakter dan moral anak-anak. "Seorang ibu adalah pilar utama pendidikan dalam keluarga dan masyarakat. Jika seorang ibu mampu mendidik anak dengan baik, maka masyarakat pun akan menjadi baik. Tanpa peran aktif seorang ibu, pendidikan anak tidak akan mencapai kesempurnaan yang diharapkan," ujarnya.
Dalam kesempatan ini, Dr. Sara Atha memberikan perhatian khusus pada masa emas perkembangan anak usia 1-5 tahun. "Masa ini adalah periode kritis dalam pembentukan karakter dan kepribadian anak yang akan memengaruhi seluruh kehidupannya di masa depan," jelasnya.
"Oleh karena itu, seorang ibu harus memiliki niat yang benar dan pemahaman yang mendalam tentang metode pendidikan yang sesuai dengan ajaran Islam. Pendidikan pada masa emas ini akan menjadi penentu apakah generasi yang dilahirkan akan menjadi pribadi yang saleh dan salehah atau sebaliknya," tambahnya.
Ulama perempuan ini juga mengungkapkan bahwa, Abu Asyad Ad-Dawli mengajarkan kepada kita pentingnya memilih ibu terbaik bagi anak-anak sebagai bentuk pendidikan pertama dan paling fundamental.
"Ini menunjukkan bahwa peran ibu dalam pendidikan anak telah diakui sejak zaman dahulu dalam tradisi Islam,” ungkap Dr. Sara saat menyinggung kisah sahabat Nabi yang namanya diubah dari Hazal (kesedihan) menjadi Sahal (kemudahan).
Sambungnya, beliau juga memaparkan teladan dari doa istri Imran yang menghasilkan keturunan agung seperti Sayyidah Maryam dan Nabi Isa AS. "Seorang ibu harus rajin mendoakan anaknya agar terlindung dari godaan setan dan pengaruh buruk dunia," jelasnya.
Selain pentingnya doa, Dr. Sara Atha juga menekankan pemberian ASI sebagai hak fundamental anak yang membawa manfaat komprehensif. "ASI adalah nutrisi terbaik yang Allah SWT anugerahkan khusus untuk bayi, dan memberikannya adalah bagian dari pendidikan awal yang tidak boleh diabaikan," tegasnya.
Menutup tausiyah, Dr. Sara Atha menyampaikan pesan mendalam tentang investasi terpenting seorang ibu. "Bekalilah anak-anak kita dengan ilmu Al-Qur'an dan Hadis sejak dini, karena inilah satu-satunya jalan untuk melahirkan generasi Muslim yang tangguh menghadapi tantangan zaman," pesannya.
"Jangan lupa doakan anak-anak kita agar tumbuh menjadi generasi yang kuat dalam iman dan ilmu. Ingatlah bahwa investasi terbesar seorang ibu bukanlah harta atau jabatan, melainkan keturunan yang saleh dan salehah yang akan menjadi aset berharga di dunia dan akhirat," pungkasnya.