Jakarta (Humas Kemenag DKI) --- Di sebuah sudut ruang tunggu gedung tempat pelaksanaan Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) CPNS 2024, Inayah duduk dengan tenang namun terlihat cemas. Matanya sesekali melirik ke arah pintu masuk ruang ujian, tempat sang suami sedang berjuang mengikuti tes SKD Kementerian Agama.
"Bismillahirrahmanirrahim," ucapnya lirih sembari menggenggam tasbih di tangannya. Wanita yang akrab disapa Ina ini mengaku baru pertama kali mendampingi suaminya mengikuti tes CPNS, meski tahun lalu sang suami pernah mencoba peruntungan di seleksi PPPK namun belum berhasil.
Suasana ruang tunggu pagi itu dipenuhi para pendamping peserta tes yang sebagian besar adalah keluarga dekat. Mereka memiliki satu kesamaan, harapan dan doa yang tak henti dipanjatkan untuk kesuksesan orang-orang terkasih yang sedang berjuang di dalam ruang ujian.
"Saya percaya ini adalah ikhtiar terbaik suami untuk menjemput rezekinya, untuk berkarya," tutur Ina dengan mata berkaca-kaca. "Kalau memang ini jalan terbaik yang Allah berikan, insya Allah akan dimudahkan," tambahnya penuh keyakinan.
Di sisi lain sekitaran NAM Center, terlihat beberapa pendamping peserta saling berbagi cerita dan pengalaman. Ada yang sudah ketiga kalinya mengantar anaknya mengikuti tes CPNS, ada pula yang baru pertama kali seperti Ina. Mereka saling menguatkan dan memberikan semangat satu sama lain.
"Yang terpenting adalah ikhtiar dan doa," ucap Ina sembari tersenyum. Ia mengaku telah mempersiapkan berbagai hal untuk mendukung persiapan suaminya, mulai dari memastikan dokumen lengkap hingga mendampingi proses belajar di rumah.
Hal yang sama perasaannya dengan Sri Hidayati yang mengantar putrinya menuju Gedung NAM Center untuk mengikuti Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) CPNS 2024 di kawasan Kemayoran. Matanya yang teduh menyiratkan harapan seorang ibu yang mendambakan masa depan cerah bagi buah hatinya. "Saya pastikan dia sudah mengecek semuanya berulang kali. Namanya juga anak, kadang bisa lupa. Kita sebagai orangtua ya harus ekstra teliti," ujarnya sembari tersenyum, menyembunyikan rasa gugup yang menyelimuti.
Putrinya, lulusan Biologi yang baru menyelesaikan studi pada akhir Oktober 2023, kini tengah mencoba peruntungan pertamanya di jalur CPNS. Sri tidak memungkiri bahwa status PNS memang menjadi harapannya, terinspirasi dari sang ayah yang juga mengabdi sebagai aparatur sipil negara. "Meski sekarang dia sudah bekerja, tapi kalau jadi PNS kan ada nilai lebih ya. Bapaknya dulu juga PNS," tuturnya dengan mata berbinar, mengenang jejak sang ayah yang menjadi inspirasi keluarga.
Namun di balik harapan itu, Sri menyimpan kebijaksanaan yang dalam. Wanita yang memiliki pembawaan tenang ini menyadari bahwa setiap manusia memiliki jalan hidupnya masing-masing. "Kita hanya bisa berusaha semaksimal mungkin, selebihnya bertawakal kepada Allah," ucapnya dengan nada yang menenangkan. Filosofi hidupnya sederhana namun dalam, yakni selalu berdamai dengan diri sendiri dan menerima bahwa Allah adalah tempat bersandar terbaik.
Di tengah hiruk pikuk para pendamping peserta lain yang juga hadir di lokasi ujian, Sri tampak tenang menunggu sambil sesekali melirik ketempat ruang tunggu. "Terkadang manusia memang susah menerima dirinya sendiri. Saya pun begitu. Tapi begitu ingat Allah, hati langsung tenang," ungkapnya sambil menengadah, seolah mengucap syukur atas kesempatan yang diberikan kepada putranya. Dari sorot matanya, terpancar keyakinan bahwa apapun hasil ujian nanti, ia telah mengajarkan putrinya nilai penting dalam hidup, yakni berusaha maksimal dan berserah kepada Yang Maha Kuasa.
Setelah 100 menit menjalani tes SKD, para peserta mulai keluar dari ruang ujian satu per satu, wajah-wajah harap-harap cemas para pendamping juga semakin terlihat jelas. Mereka bergegas menghampiri peserta untuk menanyakan bagaimana hasil tesnya, sembari tetap berdoa agar usaha keras ini membuahkan hasil terbaik.