Jakarta (Humas Kankemenag Jakarta Utara) --- Bimas Islam Kankemenag Kota Jakarta Utara bekerjasama dengan Detasemen Khusus 88 Anti Teror Polri mengadakan Sosialisasi Kebangsaan bersama tokoh lintas agama guna identifikasi dan deteksi dini aliran paham keagamaan tingkat Kota Jakarta Utara untuk mewujudkan Indonesia damai di Aula Muzdalifah. Rabu, (13/11/2024).
Mengawali paparan berkaitan dengan Intoleransi, Radikalisme, Ekstrimisme, Terorisme (IRET), Moh. Dofir selaku Plt. Kasubdit Kontra Narasi Dit. Pencegahan Polri mengatakan bahwa IRET sejatinya sebuah virus yang bersarang di hati pemeluk agama.
"IRET disebabkan penyakit hati yang dibiarkan hingga menyebabkan seseorang suka membedakan status sosial, gemar memaksakan kehendak, merasa paling benar, dan ulah dari doktrin dakwah yang radikal dan banyak sebab lainnya," kata Dofir.
Beliau menambahkan, IRET tidak berhubungan dengan agama manapun. Bagi dia, semua agama khususnya di Indonesia mengajarkan pesan kebaikan dari Tuhan. Meskipun ada kalanya terjadi di mana mayoritas merasa “lebih” dari minoritas.
"Saat ini, yang sama bahaya dengan IRET adalah ancaman dari Game di HP android anak-anak kita. Jika tidak dibatasi maka kekerasan bisa tertular dari rumah kita," pungkasnya.
Sedangkan Kepala Kankemenag Kota Jakarta Utara, Mawardi mengungkapkan penyebab intoleransi di masyarakat dipengaruhi oleh dua hal, yaitu pengaruh ilmu agama dan pengaruh lingkungan.
"Dasar orang begitu mudah mengkafirkan orang lain disebabkan pengetahuan tekstual dan sempit dalam memahami perintah Tuhan Nya yang menyebabkan penolakan ajaran ibadah di lingkungannya dengan cara radikal," ujarnya.
Menurut Mawardi, saat ini Indonesia sedang tidak baik-baik saja, potensi perpecahan bangsa masih sangatlah besar. Atas itulah, dia mengajak kepada semua unsur di Kan Kemenag untuk turut meredam dan memberikan pencerahan kepada umat.