Jakarta [Humas Kankemenag Jakarta Utara] — Rabu pagi (25/6/2025), halaman Madrasah Ibtidaiyah Al-Muttaqin di Penjaringan, Jakarta Utara, tampak berbeda dari biasanya. Di sana, raut wajah haru dan penuh harapan menyatu dalam suasana penuh kepedulian. Keluarga besar madrasah se-Jakarta Utara berkumpul untuk satu tujuan: memberikan bantuan kemanusiaan bagi korban kebakaran Kapuk Muara yang terjadi pada 6 Juni lalu.
Kegiatan ini menjadi bentuk nyata kesalehan sosial dari civitas Kementerian Agama Kota Jakarta Utara. Diinisiasi oleh Kepala Kantor Kemenag Kota Jakarta Utara, Mawardi Abdul Gani, kegiatan ini melibatkan seluruh lapisan madrasah negeri dan swasta, PD IGRA, hingga BAZNAS Jakarta Utara. Tak hanya sebagai penggagas, Mawardi juga didaulat menjadi Ketua Posko Tanggap Darurat Bencana Kapuk Muara.
"Insya Allah kita akan terus membantu warga terdampak kebakaran ini dengan upaya-upaya bantuan lain," ujar Mawardi saat menyerahkan bantuan secara simbolis, didampingi oleh Kakanwil Kemenag Provinsi DKI Jakarta dan Kabid Penmad.
Bantuan ini bukan yang pertama. Sebelumnya, pada tahap awal, telah disalurkan seragam sekolah untuk 73 siswa MI Nurul Ikhlas dan bantuan dana kepada 131 siswa lainnya. Kini, pada tahap kedua, semangat gotong royong madrasah kembali terlihat. Dana donasi berhasil dihimpun dari 93% Madrasah Aliyah, 82,4% Madrasah Tsanawiyah, dan 65,3% Madrasah Ibtidaiyah di wilayah Jakarta Utara.
Tak hanya soal angka, namun juga soal kepedulian. Para guru, siswa, dan tenaga kependidikan di madrasah menyisihkan rezeki mereka untuk meringankan beban sesama.
"Menjadi tanggung jawab kita bersama untuk menyisihkan sebagian rezeki untuk meringankan beban mereka atas musibah yang tidak pernah mereka duga ini," tambah Mawardi dengan suara penuh empati.
Lebih dari sekadar bantuan logistik, langkah ini merupakan ikhtiar menyelamatkan pendidikan siswa madrasah terdampak. Data mencatat, sebanyak 135 siswa dari berbagai satuan pendidikan menerima bantuan. Di antaranya MI Al-Muttaqin (13 siswa), MI Nurul Ikhlas (72 siswa), MI Riyadlus Shibyan (1 siswa), MI Al-Khairiyah (11 siswa), hingga RA Darul Hikmah III (11 siswa).
"Kami ingin memastikan bahwa pendidikan mereka tidak putus. Ini bukan hanya soal bantuan, tetapi tentang masa depan anak-anak madrasah Kapuk Muara," kata Mawardi, menegaskan komitmennya.
Di tengah musibah yang meluluhlantakkan rumah dan harta benda, harapan tetap menyala di wajah anak-anak madrasah. Berkat solidaritas lintas lembaga, mereka kembali melangkah menuju ruang belajar, membawa semangat baru dan keyakinan bahwa mereka tidak sendiri.