Berita

Buka Pelatihan Jr.NBA, Dirjen Pendis : Olahraga Mengajarkan Sportif Dan Tidak Pernah Marah

Rabu, 1 Juni 2022
blog

Dirjen Pendidikan Islam, Muhammad Ali Ramdani saat membuka program Pelatihan Junior Coaching Academy (JCA) NBA bagi Madrasah di lingkungan Kanwil Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta, Selasa (31/05).

Jakarta (Humas) --- Lakukan peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan menghadirkan sebuah model pendidikan yang paripurna, dimana tidak sekedar mengungkit aspek kecerdasan tetapi mengangkat hal – hal yang sifatnya kesehatan jiwa dan mental.

Hal ini disampaikan Dirjen Pendidikan Islam, Muhammad Ali Ramdani saat membuka program Pelatihan Junior Coaching Academy (JCA) NBA bagi Madrasah di lingkungan Kanwil Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta, Selasa (31/05).

“Melalui tajuk Play Lights Star, kita akan memainkan kehidupan layaknya seorang bintang,” ujarnya di GOR Bulungan, Jakarta Selatan.

Dalam Akronim STAR, Dirjen Pendis memaparkan bahwa huruf S diawal sebagai sportifitas, dimana kita menunjukkan secara adil, proporsional dan belajar dalam memahami tentang kehidupan sesungguhnya.

“Hari ini kita membangun sebuah impian ikhtiar secara sportif dan sistematik agar kita layak disebut sebagai seorang bintang,” ungkapnya.

Akronim selanjutnya huruf T yang disebut Teamwork. Dirjen mengingatkan bahwa hari ini tidak ada Superman tetapi yang ada Super Tim, dimana dibutuhkan kerjasama, kolaborasi dan bersinergi.

“Jika dalam konteks kolaborasi satu orang penakut ditambah satu orang penakut menghasilkan dua orang pemberani, menutupi kelemahan dan menjadi hasil luar biasa,” jelasnya.

Akronim selanjutnya huruf A yakni Attitude. Dirjen Pendis mengingatkan untuk membangun sebuah sikap yang proporsional dan tidak pernah menyalahkan diri sendiri, kecuali pada hal yang bersifat membangkitkan energi.

“Dimana kita hidup dalam dunia kontestasi dan selalu ada kompetisi, hasilnya pemenang dan kekalahan. Tetapi kelompok masyarakat madrasah menghasilkan pemenang dan orang yang perlu belajar,” paparnya.

“Orang yang terpelajar hanyalah pemilik masa lalu dan orang yang terus belajar yang akan menjadi pemilik masa depan. Dan itu adalah santri-santri dan siswa-siswa madrasah,” tegasnya.

Huruf terakhir adalah R yang berakronim Respect. Dimana saling memberikan penghormatan, bukan persoalan kalah dan menang, hormat terhadap usaha kita dan usaha lain. Itu adalah bagian penting ketika kita menikmati hidup kita selalu tersenyum saat menghadapi berbagai persoalan dan selalu berikhtiar untuk mencari sesuatu hal yang lebih baik.

“Melalui olahraga kita membangun budaya kesehatan dan kecerdasan paripurna, cerdas secara akal, kokoh secara mental,” pungkasnya.

 

 

  • Tags:  

Terkait