Berita

Wajah Ketulusan Guru di Balik Sukses JMC 2025

blog

Jakarta (Humas MTs Negeri 14 Jakarta Timur) — Pelaksanaan Jakarta Madrasah Competition (JMC) 2025 kembali menjadi momen bersejarah bagi dunia pendidikan madrasah di DKI Jakarta. Di balik semarak panggung dan riuh tepuk tangan penonton yang menyaksikan babak final, tersimpan kisah ketulusan dan pengabdian luar biasa dari para guru pembimbing yang setia mengantarkan peserta hingga ke puncak kompetisi, Sabtu (9/10/2025).

 

Sejak masa persiapan, peran guru tidak pernah berhenti. Mereka bukan sekadar pelatih teknis, tetapi juga pendamping yang memahami dinamika emosional setiap siswanya. Di tengah padatnya jadwal mengajar dan tanggung jawab administrasi, para guru tetap meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, menata strategi, hingga memberi dukungan moral. Banyak di antara mereka yang rela pulang lebih malam atau datang lebih pagi demi memastikan siswanya siap tampil maksimal di ajang JMC 2025.

 

Pada hari final, suasana tegang terasa menyelimuti arena lomba. Di antara sorak penonton, tampak barisan guru pendamping berdiri di sisi ruangan dengan tatapan tak lepas dari panggung. Setiap ekspresi siswanya mereka ikuti dengan napas tertahan, seolah turut berkompetisi. Tatapan penuh doa dan harapan itu menjadi cerminan eratnya ikatan antara guru dan peserta dalam perjuangan menuju keberhasilan.

 

Salah satu finalis JMC 2025 dari MAN 4 Jakarta mengaku, keberhasilannya tidak lepas dari peran guru pembimbing.

 

“Guru kami tidak pernah lelah mendampingi. Bahkan di tengah kesibukannya, beliau tetap meluangkan waktu setiap hari untuk melatih dan memberi semangat. Saat kami hampir menyerah, beliau yang menguatkan,” ujarnya haru.

 

Dedikasi semacam itu menjadi wajah sejati dari semangat JMC 2025. Kompetisi ini bukan sekadar ajang unjuk kemampuan intelektual dan seni, tetapi juga cerminan nilai kerja keras, kesabaran, dan ketulusan dalam pendidikan madrasah. Guru pembimbing menjadi sosok yang menanamkan keikhlasan, tanggung jawab, dan rasa percaya diri kepada peserta didik.

 

Di luar arena lomba, tampak kolaborasi hangat antara madrasah, guru, dan orang tua. Guru mempersiapkan siswa secara akademik dan mental, madrasah menyediakan dukungan fasilitas, sementara orang tua hadir sebagai penyemangat utama. Sinergi inilah yang menjadikan JMC 2025 lebih dari sekadar kompetisi, melainkan wadah pembentukan generasi madrasah yang tangguh dan berdaya saing.

 

Para guru pendamping mengaku, mendampingi siswa hingga JMC merupakan pengalaman berharga.

 

“Kami melihat anak-anak berkembang dari latihan yang penuh keraguan menjadi tampil percaya diri di panggung besar JMC. Semua usaha dan waktu yang kami curahkan terbayar saat melihat mereka berdiri dengan bangga membawa nama madrasah,” ungkap salah satu guru dengan senyum lega.

 

Tak sedikit guru yang meneteskan air mata haru saat menyaksikan siswanya tampil di final. Bukan karena tekanan kompetisi, melainkan rasa bangga yang mendalam atas kerja keras yang terbayar. Keberhasilan siswa di JMC 2025 bukanlah hasil kerja individu, melainkan buah dari ketulusan dan pengorbanan banyak pihak yang bersatu demi satu tujuan: mengharumkan nama madrasah.

 

Melalui JMC 2025, semangat kolaboratif ini semakin menguat. Madrasah-madrasah di DKI Jakarta membuktikan bahwa prestasi bukan hanya soal kemenangan, tetapi perjalanan panjang penuh komitmen, kerja sama, dan cinta terhadap dunia pendidikan. Di balik setiap sorak kemenangan, ada sosok guru yang berdoa dalam diam, mendampingi dari awal hingga akhir.


Mereka adalah wajah sejati dedikasi pendidikan madrasah hadir dalam senyap, namun meninggalkan jejak besar dalam keberhasilan generasi penerus bangsa.

 

Terkait

Menu Aksesibilitas

Mode Suara

Ukuran Teks

Monokrom

Tandai Tautan

Tebalkan Huruf

Perbesar Kursor