Jakarta — Suasana aula Madrasah Aliyah Negeri 9 Jakarta Timur pada Sabtu (10/05/2025) pagi dipenuhi semarak dan energi budaya Aceh yang kental. Sebelas grup tari Ratoh Jaroe dari berbagai sekolah di Jabodetabek berkumpul memperebutkan juara dalam rangkaian MANINE CUP 5.0 X RAYAKARTA. Acara ini bukan sekadar kompetisi, melainkan wujud nyata pelestarian seni tradisional yang mengalir dalam setiap gerakan dan irama.
Ratoh Jaroe, tari khas Aceh yang dikenal dengan gerakannya yang lembut, ritmis, dan serempak, kembali menjadi magnet bagi generasi muda yang ingin mengenal akar budaya nusantara. “Lomba ini bertujuan memperkenalkan dan melestarikan seni tari tradisional Aceh agar tidak terlupakan oleh zaman,” ujar Maira, penanggung jawab lomba. Peserta yang tampil dengan kostum warna-warni khas Aceh menunjukkan dedikasi tinggi dalam mempelajari setiap gerakan, sehingga membuat penonton terhanyut dalam keindahan budaya yang mereka tampilkan.
Dewan juri yang terdiri dari pakar seni tari tradisional, Eko Widiani dan Putri Idamayanti, S.Pd., mengamati dengan seksama setiap aspek penampilan, mulai dari kekompakan kelompok, keserasian suara dan irama, pola lantai, hingga tata rias dan ekspresi wajah para penari. “Kami mencari bukan hanya gerakan yang tepat, tapi juga jiwa dan rasa yang dibawa dalam setiap tarian,” ungkap Eko.
Salah satu grup, SMAN 91 Jakarta, berhasil membawa pulang juara pertama dengan penampilan yang memukau dan penuh energi. Sementara itu, antusiasme penonton yang memenuhi aula semakin menghidupkan suasana, dengan tepuk tangan meriah dan sorak sorai setiap kali grup tampil.
Tak hanya sebagai ajang lomba, kegiatan ini juga menjadi wadah edukasi dan interaksi antar pelajar dari berbagai daerah. I’zaz, ketua pelaksana MANINE CUP 5.0 X RAYAKARTA, mengatakan, “Melalui lomba ini kami berharap semangat pelestarian budaya terus tumbuh di kalangan generasi muda, sekaligus membangun rasa kebanggaan terhadap kekayaan budaya Indonesia.”
Para pemenang tak hanya mendapatkan trofi dan piagam penghargaan, tapi juga motivasi untuk terus mengasah kemampuan dan mencintai budaya bangsa. Lomba Ratoh Jaroe kali ini membuktikan bahwa tradisi dapat hidup dan berkembang bila generasi muda diberi ruang untuk mengekspresikannya.
Di tengah hiruk-pikuk dunia modern, acara seperti ini menjadi pengingat pentingnya menjaga warisan budaya agar tetap hidup dan menjadi identitas bangsa yang tak lekang oleh waktu.