Jakarta (Humas) – Ka.Kanwil Kemenag DKI Jakarta Adib menyampaikan pentingnya niat dan tekad yang kuat bagi para guru dan tenaga kependidikan dalam mendidik siswa-siswi. Ia menegaskan bahwa menjadi pendidik di madrasah bukan hanya sekadar menjalankan tugas sebagai ASN atau tenaga honorer, tetapi juga sebuah amanah mulia yang bernilai ibadah.

Demikian dikatakannya dalam kegiatan Evaluasi Dan Penyusunan Program Kerja GTK Tahun Ajaran 2025/2026 di MAN 9 Jakarta pada Selasa (13/8/2025).

Mengutip hadis Innamal a’malu bin niat, ia mengingatkan bahwa setiap amal bergantung pada niat. "Kalau kita bekerja hanya untuk memenuhi kewajiban, maka hasilnya terbatas, tapi jika niat kita ibadah, insya Allah akan bernilai pahala di mata Allah," ujarnya.

Selain memperkuat landasan spiritual, ia juga menekankan pentingnya peningkatan kompetensi guru, baik pedagogik, profesional, maupun sosial. Hal ini diperlukan agar guru tidak tertinggal dari siswanya yang memiliki akses luas terhadap sumber belajar modern.

Dalam kesempatan tersebut, ia mendorong target agar lulusan MAN 9 Jakarta mampu bersaing masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) favorit dengan tingkat keberhasilan 100 persen. Ia juga menekankan penerapan kurikulum berbasis cinta untuk menumbuhkan kecintaan kepada Allah, sesama manusia, dan alam semesta, yang diharapkan dapat membentuk karakter siswa secara utuh.

“Penerapan kurikulum cinta di madrasah-madrasah di Jakarta ini menjadi wajib, bagaimana kerangka filosofisnya? Kerangka filosofisnya sesungguhnya sudah ada di dalam agaran kita. Bahwa kita harus mencintai Allah, kita harus mencintai sesama manusia, kita harus mencintai semesta.” Jelas Ka.Kanwil.

"Madrasah harus menjadi jembatan emas bagi anak-anak untuk meraih prestasi tertinggi mereka. Semangat, niat, dan profesionalisme guru adalah kunci untuk mewujudkan itu," tegasnya.

Dengan komitmen dan semangat yang terus dijaga, ia optimistis MAN 9 Jakarta dapat menjadi madrasah unggulan tidak hanya di tingkat Provinsi, tetapi juga Nasional.