JAKARTA (Humas Kemenag DKI) --- Kerukunan beragama di Indonesia yang telah dibangun selama puluhan tahun kini menjadi magnet bagi dunia internasional. Terbukti, sejumlah tokoh lintas agama dari Austria rela terbang ribuan kilometer ke Jakarta untuk mempelajari langsung praktik toleransi ala Indonesia.
Kedatangan delegasi Austria yang terdiri dari pejabat Kementerian Luar Negeri, Ormas Islam, Komunitas Kristen, dan Masyarakat Buddhis ini bukan sekadar kunjungan diplomatik biasa. Mereka datang dengan satu misi: membawa pulang resep kerukunan Indonesia ke Tanah Air Mozart.
"Sepuluh tokoh lintas agama asal Austria tiba di Jakarta khusus untuk mengikuti program Indonesian Interfaith Scholarship (IIS) 2025. Program ini merupakan bentuk kolaborasi strategis dengan Kementerian Luar Negeri RI," ungkap Sekretaris Jenderal Kementerian Agama, Prof. Dr. Phil Kamaruddin Amin MA, saat pembukaan program di Jakarta, Rabu (12/11).
Dari Masjid Walserfeld hingga Pesantren Nusantara
Menariknya, para peserta yang hadir bukan sembarang tokoh. Mereka adalah aktor-aktor kunci dialog antaragama di Austria, termasuk perwakilan Konferensi Walserfeld, Asosiasi Imam Sunni, hingga Desa Lintas Kebudayaan Romerberg. Muhammad Adib Abdushomod MAg MRd PhD, salah satu peserta, bahkan mengakui bahwa IIS adalah sarana internasionalisasi praktik kerukunan terbaik Indonesia.
Program intensif selama 12 hari ini tidak hanya mengajak peserta berkeliling Jakarta. Mereka juga akan menjelajahi Jawa Barat, Semarang, Yogyakarta, hingga Bali—menyaksikan langsung bagaimana masyarakat Indonesia dengan beragam keyakinan hidup berdampingan secara harmonis.
Indonesia Sebagai Pusat Inspirasi Kerukunan Dunia
Prof. Kamaruddin menegaskan, program ini membuktikan bahwa Indonesia bukan hanya memiliki pengalaman unik dalam menjaga harmoni di tengah perbedaan, tetapi juga memiliki kearifan yang dapat menjadi kekuatan mempersatukan bangsa.
"Kita ingin dunia melihat bahwa keberagaman dapat menjadi kekuatan yang memperkaya, bukan memisahkan," tegas Prof. Kamaruddin.
Selama sembilan hari mendatang, para tokoh Austria akan berkeliling ke berbagai rumah ibadah, lembaga pendidikan, dan komunitas lintas agama. Mereka akan berdialog langsung dengan tokoh agama lokal dan belajar dari praktik toleransi yang telah mengakar kuat dalam kehidupan sosial masyarakat Indonesia.
Diplomasi Perdamaian ala Indonesia
Menurut Gus Adib, program ini adalah bentuk nyata dari diplomasi perdamaian Indonesia yang memperkenalkan nilai moderasi beragama dan toleransi ke tingkat global. Indonesian Interfaith Scholarship 2025 menjadi bagian dari strategi Indonesia memperkuat soft power di panggung internasional.
Dengan kehadiran tokoh-tokoh lintas agama dari Austria ini, Indonesia kembali membuktikan dirinya layak menjadi rujukan dunia dalam membangun perdamaian dan harmoni berbasis keberagaman.
Program Indonesian Interfaith Scholarship (IIS) 2025 berlangsung 12-20 November 2025 dengan tema "Harmonizing Culture and Religion in Indonesia". Kegiatan ini digelar oleh Kementerian Agama RI bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri RI.