Jakarta (Humas MAN 2 Jkt) --- Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian. Begitu ungkapan novelis Pramoedya Ananta Toer yang sangat masyhur.
Inilah yang menjadi alasan salah seorang guru MAN 2 Jakarta, Yuyum Daryumi, untuk terus menulis. Baginya, menulis seolah telah mendarah daging dalam kehidupannya.
“Sejak bersekolah di SMP hingga kini menjadi pengajar di MAN 2 Jakarta, hampir setiap hari saya menuliskan apa yang saya alami, baik dalam bentuk puisi, cerpen, feature atau artikel,” ujar Yuyum yang telah mengampu mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di MAN 2 Jakarta sejak 2009.
Kecintaannya pada dunia tulis menulis makin membuka wawasan pengetahuan dan pergaulannya dengan banyak sastrawan di dalam maupun luar negeri. Beberapa karyanya telah masuk dalam buku antologi puisi penyair Indonesia - Australia. Tak hanya muncul di media cetak, beberapa karya fiksinya lolos dalam kompetisi menulis tingkat nasional bahkan regional.
Tahun lalu, cerpennya berhasil lolos sebagai Juara I Lomba menulis Cerpen tingkat ASEAN. Kali ini Yuyum tertantang untuk mengikuti kompetisi serupa. SPWS Publisher sebagai panitia penyelenggara menyeleksi sebanyak 219 cerpen yang masuk dan mengukuhkan Cerpen “Secarik Surat untuk Aufa” karya Yuyum Daryumi sebagai salah satu cerpen terbaik. Pengumuman pemenang ini diputuskan Selasa, 19 Juli 2022 setelah melalui tahap seleksi selama satu bulan.
“Alhamdulillah karya saya masih dianggap layak bagi masyarakat millennial sekarang, karena hampir semua peserta berusia remaja dan pastilah mereka menguasai pangsa pasar sastra saat ini,” ungkap penulis yang juga Humas di MAN 2 Jakarta.
Saat ditanya apa tips mudah untuk menulis, Yuyum menyatakan bahwa kapan pun kita memiliki ide, maka tulislah dan jangan terpaku tulisanmu akan salah atau benar. Dan jika telah nyaman di dunia menulis, maka tularkanlah pada orang-orang terdekat!(Tyas Ayu K)
