Jakarta (Humas MIN 17 Kepulauan Seribu) --- Pagi itu, halaman kantor Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan dipenuhi barisan aparatur sipil negara yang mengenakan seragam Korpri. Udara laut yang segar berpadu dengan suasana khidmat, ketika upacara peringatan Hari Ikada digelar, Jumat (19/9/2025).
Kepala MIN 17 Kepulauan Seribu tampak hadir dalam barisan. Ia berdiri sejajar bersama peserta lain, mengikuti setiap rangkaian upacara dengan penuh kesungguhan. Baginya, momen ini bukan sekadar seremonial, tetapi bagian dari pendidikan kebangsaan yang juga ditanamkan di madrasah.
Plt. Camat Kepulauan Seribu Selatan, Yulihardi, bertindak sebagai inspektur upacara. Dengan langkah tegas, ia memimpin jalannya prosesi, sementara pasukan pengibar bendera bersiap menjalankan tugas dengan penuh kedisiplinan.
Suasana hening ketika Sang Saka Merah Putih perlahan naik di tiang bendera. Lagu kebangsaan menggema, menegaskan kembali arti kemerdekaan yang telah diperjuangkan dengan darah dan air mata. Semua peserta berdiri tegap, menyatu dalam rasa bangga sebagai bagian dari bangsa Indonesia.
Yang menjadi puncak upacara adalah pembacaan sejarah Ikada. Seorang petugas membacakan dengan lantang kisah Rapat Akbar 19 September 1945 di Lapangan Ikada, Jakarta. Saat itu, ratusan ribu rakyat berbondong-bondong datang untuk menunjukkan dukungan penuh kepada Republik Indonesia yang baru merdeka.
Pembacaan sejarah itu menghadirkan kembali suasana heroik masa lalu. Kata demi kata menggambarkan bagaimana rakyat, tanpa rasa takut, memenuhi Lapangan Ikada meski bayang-bayang tentara pendudukan masih kuat. Mereka ingin menunjukkan bahwa Republik harus dipertahankan dengan segenap jiwa raga.
Para peserta upacara menyimak dengan seksama. Beberapa tampak menundukkan kepala, larut dalam perasaan haru. Sejarah itu bukan sekadar cerita, tetapi sebuah pengingat bahwa kemerdekaan yang kini dinikmati lahir dari keberanian luar biasa generasi sebelumnya.
Kepala MIN 17 Kepulauan Seribu menuturkan usai upacara, bahwa pembacaan sejarah Ikada sangat penting untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air. “Anak-anak madrasah harus tahu, kemerdekaan ini lahir dari pengorbanan rakyat. Peringatan ini menjadi pelajaran hidup yang tak bisa diajarkan lewat buku semata,” ucapnya.
Upacara Hari Ikada di Kepulauan Seribu Selatan juga menjadi ajang kebersamaan lintas instansi. Aparatur dari kecamatan, madrasah, hingga instansi vertikal lainnya hadir, menunjukkan bahwa nilai persatuan tetap dijaga di tengah masyarakat kepulauan.
Selepas upacara, suasana cair dengan saling sapa antarpeserta. Mereka menyempatkan diri untuk berbincang singkat, bahkan berfoto bersama, sebagai kenangan atas momen kebersamaan ini. Nuansa kekeluargaan terasa kuat, melengkapi makna peringatan.
Bagi masyarakat Kepulauan Seribu, peringatan Hari Ikada tak hanya mengenang sejarah, tetapi juga menyalakan kembali api persatuan. Meski jauh dari pusat kota, mereka tetap menjaga semangat yang pernah bergemuruh di Lapangan Ikada, Jakarta, delapan dekade silam.
Dengan selesainya rangkaian upacara, peserta kembali ke tugas masing-masing. Namun semangat Ikada tetap terpatri dalam benak, sebagai pengingat bahwa kemerdekaan adalah amanah yang harus dijaga dengan kerja nyata, kebersamaan, dan pengabdian tanpa pamrih. (j)