Jakarta (Humas MAN 21 Jakarta) -- Acara Sarapan Pagi Bersama MAN 21 (Sapabermadu) Jakarta dikunjungi tim Bimbingan Teknis (Bimtek) Sekolah/Madrasah Model Sehat (11/12).
Kunjungan ini dalam rangka koordinasi pembinaan teknis dan assesment akhir pelaksanaan model sekolah/madrasah sehat tingkat SMP/MTs dan SMA/SMK/MA.
Petugas dari Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Jakarta Utara (Jakut) yang diwakili Ira Midhawati telah hadir lebih awal dari anggota tim lainnya.
Dari Kementrian Kesehatan, mewakili Dit. Kesehatan Keluarga hadir Dhefi Ratnawati, Dit. Gizi Masyarakat,Marlina Rully W. dan Dit. Kesehatan Lingkungan (Kesling), Astri Syativa. Selain Midhawati, dari Sudinkes, hadir pula Rusmini Redjeb. Dari Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Jakarta Utara hadir Evi Rynane. Dari Kantor Kemenag Kota Jakarta Utara hadir Resiarto. dari Kesling Puskesmas Kecamatan Cilincing hadir Kurnia Mutiara dan Hanifah. Dari Puskesmas Kel. Rorotan hadir Hilda Fatma R dan Duwi Junaini.
Kegiatan yang dilakukan sepekan sekali di setiap Selasa pagi ini diikuti oleh seluruh siswa yang di dampingi para guru, terutama para wali kelas dan asisten walas masing-masing.
Bertempat di lapangan madrasah kegiatan ini diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Quran yang dibaca secara bersama-sama.
Setelah itu membaca doa sebelum makan. Sambil bersarapan pagi, para siswa biasanya bisa menikmati beberapa penampilan seni yang memanjakan suasana kebersamaan di antara mereka. Namun untuk pekan ini penampilan yang dikoorniatori oleh Arif Budiman selaku pembina ekskul Musik madrasah ini ditiadakan.
oleh karena para siswa tengah menghadapi PAS (Penilaian Akhir Semester) TP. 2018/2019. Hal ini sebagaimana diinformasikan Miko Handoko Wakil Kepala Madrasah Bidang Kesiswaan ditengan berlangsungnya acara.
Kegiatan sarapan pagi sudah berjalan dengan baik, begitu ujar Ira Midhawati salah satu petugas dari sudinkes saat ditemui usai kunjungannya.
Sebagai evaluasi adalah pertama, belum maksimalnya cuci tangan sebelum makan. Karena sarananya masih kurang memadai. Kedua, menu makanannya belum berimbang, karena para siswa masih banyak yang belum melengkapi dengan sayur dan buah-buahan. Ketiga, kurang maksimalnya petugas Kader Kesehatan Remaja (KKR) siswa dalam membagikan minuman penambah darah.
Pembagian tablet penambah darah mestinya memang dilakukan oleh para KKR siswa (putra) yang diistilahkan sebagai Pria Peduli Putri atau Pa Peduli Pi. Namun di samping karena demi menjaga kemaslahatan warga madrasah terutama para siswinya, juga sudah menjadi kebijakan madrasah, maka hal itu dilakukan oleh tim KKR dari guru putri. Begitu seperti disampaikan Hartini selaku pembina UKS madrasah saat dikonfirmasi di ruang kerjanya. (lt)