Berita

Sahabat Religi 2025: Meningkatkan Kemampuan Humas di Era Digital

Senin, 28 April 2025
blog

Bogor (Humas Kemenag DKI Jakarta) — Dalam era digital yang semakin berkembang pesat, Kementerian Agama dihadapkan pada tantangan besar dalam menyampaikan informasi yang cepat, tepat, dan bermanfaat kepada publik. Kecepatan dan keterbukaan informasi yang terjadi di dunia maya menuntut semua pihak, termasuk praktisi humas, untuk lebih adaptif dan responsif terhadap perubahan zaman. Untuk itu, Kanwil Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta menggelar kegiatan Sahabat Religi 2025, sebuah inisiatif untuk meningkatkan kapasitas para Person In Charge (PIC) Humas dalam menghadapi tantangan komunikasi publik di era digital.

 

Era Digital, Tantangan Baru untuk Humas


Era digital membawa perubahan yang sangat besar dalam cara kita berkomunikasi. Informasi kini dapat tersebar begitu cepat dan mencapai audiens yang sangat luas dalam hitungan detik. Dengan adanya media sosial yang terus berkembang, masyarakat kini memiliki akses yang lebih mudah terhadap berbagai informasi. Oleh karena itu, Kementerian Agama sebagai lembaga publik yang bersentuhan langsung dengan masyarakat perlu memastikan bahwa informasi yang disampaikan kepada publik adalah informasi yang valid, bermanfaat, dan tepat waktu.

 

"Kehumasan bukan hanya sekadar menyampaikan pesan, tetapi juga menjaga citra dan hubungan baik dengan masyarakat. Oleh karena itu, PIC Humas di setiap satuan kerja Kementerian Agama harus terus meningkatkan kemampuan komunikasi mereka, baik secara teknis maupun dalam memahami dinamika media digital yang berkembang pesat," ujar Kepala Kanwil Kementerian Agama DKI Jakarta Adib dalam sambutannya pada pembukaan acara Sahabat Religi 2025.

 

Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Publikasi


Kegiatan Sahabat Religi 2025 merupakan bentuk komitmen Kanwil Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta dalam meningkatkan kualitas kehumasan melalui pelatihan dan diskusi terkait pemanfaatan media sosial, teknik penulisan berita yang efektif, serta pengelolaan isu yang tepat di platform digital. Dalam kegiatan ini, para peserta diberikan wawasan tentang bagaimana strategi komunikasi yang tepat dapat meningkatkan citra dan pelayanan publik di lingkungan Kementerian Agama.

 

"Kami berharap setiap PIC Humas dapat memanfaatkan platform digital secara optimal. Setiap kegiatan, program, atau capaian di satuan kerja harus dipublikasikan secara luas dan efektif, tidak hanya untuk kegiatan besar, tetapi juga untuk aktivitas sehari-hari yang memiliki dampak positif bagi masyarakat," tambah Kepala Kanwil.

 

Pentingnya Pengelolaan Media Sosial yang Tepat


Sebagai bagian dari strategi komunikasi publik, media sosial menjadi platform yang sangat vital. Kecepatan penyebaran informasi di media sosial memberikan peluang besar bagi Kementerian Agama untuk menjangkau audiens yang lebih luas. Dalam sesi pelatihan, para peserta diberikan pengetahuan tentang bagaimana memanfaatkan media sosial seperti Instagram, Twitter, Facebook, dan YouTube secara efektif untuk menyampaikan pesan yang jelas, menarik, dan sesuai dengan karakteristik platform tersebut.

 

“Media sosial bukan hanya sarana untuk berbagi informasi, tetapi juga sebagai sarana edukasi. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk membuat konten yang tidak hanya menarik, tetapi juga mendidik dan memberikan informasi yang benar kepada masyarakat,” ujar salah satu narasumber dalam kegiatan ini.

 

Responsif Terhadap Isu dan Krisis

​​​​​​​
Di era digital, isu atau krisis dapat berkembang sangat cepat dan menyebar luas. Dalam situasi seperti ini, penting bagi praktisi humas untuk dapat merespons dengan cepat dan tepat. Salah langkah dalam merespons isu bisa berdampak besar pada opini publik.

 

"Sebagai PIC Humas, kita harus selalu memantau isu yang berkembang. Bila ada isu negatif atau krisis yang muncul, kita harus segera berkoordinasi dengan pimpinan dan menyiapkan respons yang sesuai. Keterlambatan sedikit saja bisa mempengaruhi persepsi publik," tegas Kepala Kanwil Kementerian Agama.

 

Kolaborasi dan Etika dalam Komunikasi

​​​​​​​
Selain keterampilan teknis, para PIC Humas juga diingatkan untuk menjaga etika komunikasi dalam menyampaikan informasi. Kejujuran, akurasi, dan tanggung jawab adalah prinsip dasar yang harus selalu dipegang teguh oleh praktisi humas.

 

"Kita harus selalu memastikan bahwa informasi yang disampaikan adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan. Hindari menyebarkan informasi yang belum terverifikasi, terutama jika informasi tersebut dapat menimbulkan keresahan. Sebagai aparatur sipil negara, kita juga harus menjaga netralitas dan tidak memihak pada golongan tertentu," tambah Kepala Kanwil.

 

Membangun Jaringan dan Kolaborasi Antar PIC Humas

​​​​​​​
Acara Sahabat Religi 2025 juga diisi dengan sesi diskusi dan sharing antara PIC Humas dari berbagai satuan kerja di Kementerian Agama. Dengan berbagi pengalaman dan praktik terbaik, para peserta diharapkan dapat memperkaya pengetahuan dan meningkatkan kualitas komunikasi di unit kerjanya masing-masing.

 

“Penting bagi kita untuk saling berbagi pengetahuan dan pengalaman. Kolaborasi antar PIC Humas sangat dibutuhkan untuk menciptakan komunikasi yang lebih baik dan terkoordinasi, sehingga informasi yang disampaikan dapat diterima dengan jelas oleh masyarakat,” ujar Kepala Kanwil.

 

Harapan untuk Masa Depan

​​​​​​​
Sebagai penutup, Kepala Kanwil mengingatkan bahwa tantangan komunikasi di era digital akan terus berkembang. Oleh karena itu, kapasitas para PIC Humas harus terus ditingkatkan, sehingga Kementerian Agama dapat terus memberikan layanan informasi yang cepat, akurat, dan bermanfaat bagi publik.

 

“Kegiatan Sahabat Religi 2025 ini diharapkan dapat menjadi batu loncatan untuk peningkatan kualitas komunikasi Kementerian Agama, tidak hanya dalam hal kuantitas publikasi, tetapi juga dalam kualitas informasi yang disampaikan kepada masyarakat,” ujar Kepala Kanwil.

 

Dengan komitmen yang kuat dan kemampuan yang terus diasah, diharapkan para praktisi humas Kementerian Agama dapat lebih responsif, kreatif, dan efektif dalam menjalankan tugasnya, serta mampu menciptakan citra positif Kementerian Agama di mata publik.

 

Hal senada disampaikan Kepala Bagian Tata Usaha, Nur Pawaidudin. Menurut beliau kehumasan sebagai ujung tombak pelayanan publik. Dalam dunia yang serba cepat dan terkoneksi melalui internet, kehumasan bukan lagi sekadar pekerjaan administratif. Kehumasan adalah jembatan yang menghubungkan lembaga dengan masyarakat, menyampaikan informasi yang akurat, cepat, dan dapat dipertanggungjawabkan. “Informasi yang kita sampaikan harus bisa dipercaya oleh masyarakat. Di sinilah pentingnya peran humas, yang tidak hanya berfungsi sebagai corong informasi tetapi juga sebagai penghubung yang mengedukasi publik mengenai kebijakan dan program yang dijalankan oleh Kementerian Agama​​​​​​​​​​​​​​

  • Tags:  

Terkait

Menu Aksesibilitas

Mode Suara

Ukuran Teks

Monokrom

Tandai Tautan

Tebalkan Huruf

Perbesar Kursor