Jakarta (Humas Kemenag DKI) --- Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama DKI Jakarta, Adib, resmi meluncurkan Showcase of Zawaf 2025 melalui mobil videotron yang akan beroperasi selama 5 hari di hadapan seluruh pegawai Kanwil Kemenag DKI Jakarta. Turut hadir dalam acara tersebut Anggota DPRD DKI Jakarta, Jamilah Abdul Gani, beserta seluruh pejabat eselon III di lingkungan Kanwil Kemenag DKI Jakarta. 

"Potensi wakaf uang di Indonesia mencapai 181 triliun rupiah per tahun, namun baru teroptimalkan belum sampai 10 persen," ujar Adib, Senin (28/7)

Acara launching yang berlangsung di halaman Kanwil Kemenag DKI Jakarta ini dihadiri lengkap oleh para pejabat struktural, termasuk Kepala Bagian Tata Usaha, Kepala Bidang Pakis, Kepala Bidang Penais, serta para Pembimas Agama. Dalam sambutannya, Adib menyampaikan apresiasi kepada kehadiran tamu terhormat dan seluruh ASN yang konsisten memberikan pelayanan terbaik kepada umat beragama di DKI Jakarta.

Program Showcase of Zawaf 2025 ini memiliki empat tujuan strategis yang dipaparkan langsung oleh Kepala Kanwil Adib. Pertama, sebagai sarana promosi visual kepada warga DKI Jakarta tentang zakat dan wakaf yang lebih menarik dan dapat mendorong optimalisasi pembayaran zakat serta perwakafan. Kedua, mempromosikan para mitra zakat dan wakaf di lingkungan DKI Jakarta yang taat regulasi dalam perizinan seperti stakeholders BWI, Baznas, Bazis, dan lembaga amil zakat yang beroperasi di Jakarta.

Tujuan ketiga dari program ini adalah menjangkau audiens yang lebih luas, dimana setiap harinya mobil videotron akan mengelilingi jalan protokol atau jalan utama di lima wilayah Jakarta: Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Utara, dan Jakarta Selatan.

"Masyarakat Jakarta lebih banyak menghabiskan waktu di jalan ketimbang di rumah, sehingga promosi melalui mobil videotron ini sangat efektif dibandingkan media televisi," jelas Adib

Tujuan keempat adalah sebagai sarana promosi yang efisien dan inovatif dalam mengoptimalkan potensi zakat dan wakaf di DKI Jakarta. Adib menekankan bahwa inovasi ini menjadi solusi untuk mengatasi rendahnya realisasi potensi zakat dan wakaf nasional yang masih jauh dari target optimal. 

"Kalau seandainya wakaf uang khususnya di DKI Jakarta dapat teroptimalkan dengan baik, maka masalah-masalah sosial kemasyarakatan, pembangunan lembaga keagamaan, kesenjangan antara masyarakat miskin dan kaya akan mudah diatasi," ungkapnya.

Kepala Kanwil menekankan perbedaan fundamental antara zakat dan wakaf dalam konteks pemanfaatannya. Menurutnya, zakat, infak, dan sedekah merupakan instrumen operasional yang dapat langsung didistribusikan kepada mustahik setelah terkumpul. Sementara wakaf memiliki karakteristik berbeda sebagai dana abadi yang tidak dapat langsung didistribusikan, melainkan hasil pemanfaatannya yang digunakan untuk mengatasi persoalan sosial. 

"Kalau kita berwakaf sebesar 100 ribu rupiah, maka uang tersebut tidak akan hilang sampai yaumul kiamat karena yang dimanfaatkan adalah hasil investasinya," imbuhnya.

Adib juga menggarisbawahi bahwa konsep keuangan keagamaan tidak hanya berlaku dalam Islam, tetapi juga ada dalam agama lain dengan manfaat besar bagi seluruh umat beragama di Indonesia. Ia mengajak seluruh ASN untuk terus mengkampanyekan dan mengoptimalkan potensi zakat, infak, sedekah, serta wakaf sebagai solusi alternatif mengingat keterbatasan dana APBN dan APBD dalam mengatasi berbagai persoalan sosial kemasyarakatan.

Di akhir sambutannya, Adib mengajak seluruh ASN di Kanwil Kemenag DKI Jakarta untuk terus bersemangat memberikan pelayanan terbaik kepada umat dan masyarakat sesuai tugas dan tanggung jawab masing-masing. 

"Semoga dengan begitu Kementerian Agama terus hadir di tengah-tengah umat beragama, baik dalam pelayanan pendidikan keagamaan maupun layanan keagamaan secara umum," pungkasnya.