Berita

Pondok Pesantren sebagai Pakubumi Indonesia dan Penjaga NKRI

Selasa, 15 Januari 2019
blog

Illustrasi Foto (Kemenag RI DKI Jakarta)

Jakarta (Inmas) --- Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta Saiful Mujab mengajak tim penyusun untuk serius dalam menyusun soal ujian nasional pendidikan kesetaraan pada Pondok Pesantren Salafiyah.

 

“ Kegiatan ini harus serius, karena ini kegiatan luar biasa dalam menyusun soal tentang kesetaraan pondok pesantren untuk mengejar paket,” ujarnya saat memberikan sambutan di salah hotel di Jakarta. Senin (14/01) malam.

 

“ Dan perlu pemetaan pada masing masing mata pelajaran, apa yang menjadi  bahan ujian para santri yang kesetaraan. Sehingga outputnya dapat menhasilkan soal yang mewakili ponpes dan nasional,” tambahnya.

 

Mengenai evaluasi, Kakanwil mengatakan bahwa keberhasilan sebuah pendidikan adalah dalam proses evaluasi. Dimana sejauh mana kita mendesain bahwa soal evaluasi mewakili apa yang telah diberikan pada anak didik.

 

“ Sehingga penekanan dalam hal ini adalah kesetaraan pada Ponpes, ada  materi bahasa arab, karena bahasa arab akan menjadi salah satu materi yang diujikan dan menjadi standar nasional,” jelasnya.

 

Pendidikan Pondok Pesantren saat ini, menurut Kakanwil sangat luar biasa. Dimana

Pemerintah melalui Kemenag  Direktur Ponpes dimana terus dikawal bahkan saat ini di Komisi VIII masih digodok terkait UU Ponpes. Karena ponpes, karena Ponpes ini merupakan pendidikan tertua di Indonesia yang telah melahirkan ulama besar.

 

“ Dengan kesetaraan evaluasi pendidikan ponpes ini menjadi peluang yang hebat karena melalui MOU di Yogya, tamatan ponpes dapat melanjutkan ke perguruan tinggi negeri,” imbuhnya.

 

“ Dan sekarang sudah terbukti sudah ada di ITB maupun IPB,” jelas Saiful.

Saiful berharap agar keluarga besar Pondok Pesantren menjadikan Ponpes sebagai PakuBumi Indonesia dan Penjaga NKRI. Dan Benteng NKRI dalam pembelajaran agama yaitu Pondok Pesantren.

 

“ Mari kita berikan pemahaman pada anak didik dan para santri kita terkait agama dan pendidikan, agar tidak gagal paham kondisi saat ini,” terangnya.

Kakanwil juga menghimbau untuk merumuskan satu dasar barometer di Pondok Pesantren dalam menghantarkan proses pendidikan untuk menjawab segala persoalan dan kebutuhan terkait pendidikan dan menjawab informasi ditengah masyarakat.

 

“ Sehingga santri bukan sekedar memahami pelajaran agama juga dapat mengimbangi kebutuhan di masyarakat dan informasi,” kata Kakanwil.

 

“ Mari kita dorong Pondok Pesantren sebagai benteng NKRI, benteng pembelajaran agama untuk melahirkan generasi rahmatan lil a ‘lamin yang islami,” harapnya. /MM

  • Tags:  

Terkait