Jakarta (Humas Kemenag DKI) --- Hari Santri yang kita peringati memiliki makna yang sangat mendalam, tidak hanya bagi para santri, tetapi juga bagi bangsa Indonesia. Hari Santri juga momentum yang menyatukan semangat perjuangan dan spiritualitas islam.
"Hari Santri memiliki makna yang sangat mendalam, tidak hanya bagi para santri, tetapi juga bagi bangsa Indonesia," ungkap Walikota Jakarta Timur yang diwakili Asisten Bidang Kesra, Achmad Salahudin dalam kegiatan Dzikir, Shalawat dan Doa Bersama Hari Santri 2024 di PKP Jakarta Islamic School, Jaktim. Beliau mengingatkan peran historis kaum santri dalam perjuangan kemerdekaan, khususnya saat momentum resolusi jihad yang dikumandangkan KH Hasyim Asy'ari pada 22 Oktober 1945.
Dalam kesempatan tersebut, Walikota Jakarta Timur menekankan bahwa peran santri di era modern menghadapi tantangan yang semakin kompleks. "Dunia sedang mengalami perubahan yang sangat cepat, terutama dalam bidang teknologi, informasi, dan komunikasi. Santri masa kini harus mengembangkan kemampuan yang relevan dengan kebutuhan zaman," tegasnya.
Menurutnya, Pesantren PKP Modern Islamic Boarding School telah berhasil mengintegrasikan pendidikan agama dengan ilmu umum secara terpadu. Model pendidikan seperti ini dianggap mampu menjawab tantangan zaman tanpa menghilangkan nilai-nilai keislaman yang fundamental.
"Sebagai generasi penerus bangsa, santri memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga dan melanjutkan perjuangan para pendahulu," imbuh Asisten Kesra. Beliau menekankan bahwa perjuangan tersebut bukan hanya dalam konteks melawan penjajahan, tetapi juga menjaga moralitas bangsa dan memperkuat persatuan.
Melalui Hari Santri, Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Timur mendukung penuh terhadap pengembangan pesantren dan pendidikan keagamaan. Mereka berkomitmen mendorong kolaborasi antara pemerintah, lembaga keagamaan, dan pesantren untuk meningkatkan kualitas pendidikan para santri.
Sebelumnya, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama DKI Jakarta, Adib, saat membacakan sambutan Menteri Agama mengatakan bahwa momentum Hari Santri yang diperingati setiap tanggal 22 Oktober merupakan pengingat akan peran historis para santri dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
"Sejarah telah mencatat bahwa kaum santri adalah salah satu kelompok yang paling aktif menggelorakan perlawanan terhadap para penjajah. Salah satu buktinya adalah peristiwa Resolusi Jihad pada tanggal 22 Oktober 1945 yang dimaklumatkan oleh Hadratus Syekh Kiai Haji Hasyim Asyari," ujar Adib mengutip sambutan Menteri Agama, Selasa (22/10/2024).
Lanjutnya, Adib menjelaskan signifikansi historis Resolusi Jihad yang menyatakan bahwa berperang melawan penjajah adalah fardlu 'ain bagi setiap muslim dalam radius 94 kilometer dari kedudukan musuh. "Fatwa ini menjadi pemantik semangat perjuangan yang kemudian mencapai puncaknya pada peristiwa 10 November 1945 yang kita peringati sebagai Hari Pahlawan," jelasnya.
Peringatan Hari Santri 2024 hari ini dihadiri Pejabat Eselon III, Perwakilan Forkopimda, Ketua Yayasan PKP Jakarta Islamic School, Ketua PWNU DKI Jakarta, Rais Syuriah PWNU DKI Jakarta dan ratusan santriwan/wati PKP Jakarta Islamic School Jakarta Timur.