Jakarta (Inmas Jakut) --- Upaya peningkatan profesionalisme para Guru Pendidikan Agama Katolik se-Jakarta Utara ini bertempat di Aula SMA TARAKANITA II Pluit, Penjaringan Jakarta Utara. Kegiatan yang dibuka langsung oleh Kakankemenag Kota Jakarta Utara, A. Rasyid H. Usman ini diikuti oleh puluhan Guru Agama Katolik dari tingkat dasar dan menengah. Hadir sebagai narasumber, A.M. Sutriantoro, Staf Pokjawas Guru Agama Katolik Kankemenag Kota Jakarta Utara. (27/04)
Beberapa target yang ingin dicapai pada Pembinaan Kompetensi Guru kali ini antara lain, agar para Guru Agama Katolik semakin kompeten dalam pembelajaran. Dan yang tak kalah pentingnya, Guru Agama dituntut untuk bisa menyampaikan ajaran agama sesuai perkembangan zaman. Hal ini disampaikan Kakankemenag sesaat sebelum membuka kegiatan workshop tersebut. “Sebagai pendidik di abad 21, Guru Agama pun perlu memanfaatkan teknologi informasi sebagai media pembelajaran. Semoga dengan mengikuti workshop ini Guru Agama Katolik semakin kompeten dalam pembelajaran terutama dalam menerapkan Kurikulum Tahun 2013,” kata dia.
A. Rasyid menambahkan, fanatisme pada sebuah ajaran agama memang sangat dibutuhkan. Sebab hal itu berguna,untuk menambah keyakinan terhadap suatu ajaran yang dianut dengan mengamalkan norma-norma kebaikan dalam agama, dan bukan radikalisme. “Fanatisme tidaklah sama dengan radikalisme. Silahkan anda fanatik terhadap ajaran, tapi fanatisme yang positif,” tegasnya.
Menyikapi kondisi real para Guru Pendidikan Agama Katolik yang notabene berusia lanjut, A. Rasyid berharap mata rantainya tidak terputus. Untuk itu, beliau mendorong kepada semua pihak agar dilakukan upaya regenerasi. “Saya melihat kebanyakan dari mereka telah berusia lanjut. Maka mempersiapkan tenaga pendidik yang lebih muda harus segera dilakukan,” pinta beliau.
Sementara itu, mewakili Kelompok Kerja Guru (KKG) & Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), A.M. Sutriantoro mengucapkan rasa terima kasih kepada Kepala Kantor Kemenag Kota Jakarta Utara yang baru, beserta staf Inmas yang telah berkenan membuka Pembinaan Kompetensi Guru ini. “Semoga pencerahan yang disampaikan oleh beliau, semakin menginspirasi Guru Agama Katolik dalam menjalankan tugas,” kata Pria yang akrab dipanggil Tri ini.
Senada dengan apa yang ditandaskan Kepala Kankemenag terkait profesionalisme Guru Agama, Sutriantoro berharap pembinaan ini dapat menjadikan Guru Agama Katolik yang tercermin dalam beberapa dimensi, yaitu dimensi sikap dan keterampilan. “Setelah mengikuti pembinaan, semoga iman dan takwa mereka bisa bertambah, lebih percaya diri, lebih bertanggung jawab, mandiri dan semakin meyakini bahwa menjadi Guru Agama adalah kehendak Tuhan,” tuturnya.
Tak hanya itu, Sutriantoro berharap para peserta bisa semakin terampil di dalam membuat RPP, memilih model pembelajaran, menentukan bentuk dan tekhnik penilaian dan masih banyak lagi. Di sesi terakhir, para peserta workshop dilatih untuk langsung mempraktikan cara penyusunan RPP Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Kurikulum Tahun 2013, serta dibimbing agar menguasai pengolahan dan laporan hasil belajar, dan memahami cara menginput data pada SIMPATIKA oleh PTK dengan menggunakan perangkat laptop yang telah disiapkan oleh masing-masing peserta./Z