Jakarta (Inmas) --- Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta Saiful Mujab pantau langsung kondisi Madrasah Tsanawiyah Negeri 23 Jakarta Selatan paska terjadinya banjir akibat luapan sungai ciliwung pada Senin (05/02).
“Ini sebenarnya bukan peristiwa yang pertama kali terjadi. Seharusnya memang madrasah ini di relokasi, karena posisinya betul-betul berada di bibir Ciliwung. Tapi di Jakarta kan sulit mencari tanah untuk relokasi. Saat ini untuk sementara saya harap madrasah punya langkah-langkah antisipasi,” tutur Kakanwil, Selasa (06/02).
Langkah antisipasi yang dilakukan madrasah diharapkan dapat mengurangi kerugian akibat banjir. “Kita pun akan memikirkan langkah-langkah solusi yang lebih baik. Saya akan laporkan ini, dan berkordinasi juga dengan Direktur KSKK maupun pihak terkait lainnya, untuk cari solusi terbaik,” ujar Saiful Mujab sambil bertelanjang kaki masuk ke area MTsN 23 yang masih dipenuhi lumpur tebal sisa banjir.
Lokasi MTs N 23 Jakarta memang berada tepat di bibir sungai Kali Ciliwung. “Kalau Katulampa siaga 1, di sini memang biasanya banjir,” tutur Wakil Kepala Madrasah Bidang Humas Anwar.
“Senin (05/02) pagi memang kita sudah memantau ada peringatan dari BPBD bahwa debit air di Katulampa akan naik, dan diperkirakan air tiba di Jakarta sekitar pukul 19.00 WIB. Maka, sejak pagi kemarin, dokumen, perlengkapan elektronik serta sofa yang ada di ruang kepala madrasah di lantai 1, telah kita naikkan ke lantai 2 semua,” ujar Kepala Madrasah Jami'at.
Namun, di luar prediksi ternyata luapan air yang masuk ke area MTs N 23 Jakarta mencapai ketinggian 2 meter. “Ini banjir terbesar yang pernah masuk ke MTs N 23 setelah tahun 2014 lalu pernah banjir hingga 3 meter,” cerita Kepala Madrasah yang telah tiga tahun memimpin MTs N 23 Jakarta ini.
Menurut Jami'at, pihaknya sebenarnya telah melakukan langkah antisipasi paska banjir tahun 2014 lalu. “Melihat kerendahan, satu-satunya jalan ya memang harus dipindahin. Terutama nanti kan area lapangan dan masjid MTs N 23 juga akan terkena pelebaran kali ciliwung. Saya sudah pernah juga mengajukan dan berkomunikasi dengan Pengendali Kali Ciliwung yang ada di halim. Tapi sampai saat ini masih menunggu bagaimana kelanjutannya,” jelas Jami'at
Paska banjir yang melanda MTs N 23 Jakarta, kegiatan belajar dan mengajar (KBM) terpaksa diliburkan. “Hari ini semua karyawan, guru, dan ada beberapa siswa bekerja sama untuk membersihkan lumpur-lumpur ini,” ujarnya.
Disamping itu tampak beberapa mobil pemadam kebakaran yang diturunkan oleh pihak kelurahan Pejaten Timur membantu menyemprot lumpur-lumpur tebal yang menempel. “Alhamdulillah ada bantuan dari satpol PP dan pemadam kebakaran juga, sehingga pekerjaan membersihkan sisa lumpur ini bisa lebih cepat,” jelas Waka Humas Anwar. /ilm