Jakarta [inmasJP] – Mukhobar selaku Kepala KanKemenag Kota Jakarta Pusat beserta jajaran mengunjungi Pondok Pesantren Tahfidz Al-Quran Unwanul Falah, Jumat (02/08). Kedatangan Mukhobar dan rombongan disambut langsung oleh pimpinan ponpes, Habib Ali yang masih keturunan dari Habib Ali bin Abdurrahman Al Habsyi.
Ponpes yang berdiri sejak tahun 1911 oleh Habib Ali bin Abdurrahman Al Habsyi atau yang dikenal sebagai Habib Ali Kwitang telah banyak menghasilkan banyak ulama Betawi, seperti KH Abdullah Syafi'i, KH Thohir Rohili, KH Zayadi Muhadjir, KH Ismalo Pendurenan, KH M. Naim Cipete, KH Fathullah Harun, dan lainnya.
Habib Ali Kwitang merupakan penggerak pertama majelis taklim di tanah Betawi saat itu. Beliau akhirnya mendirikan Masjid Ar-Riyadh pada tahun 1940-an sebagai sarana dakwah. Masjid ini kemudian diresmikan Presiden Suharto tahun 1969 setahun setelah wafatnya, dan menjadi cikal berdirinya majelis taklim di segenap pelosok Betawi.
Habib Ali Kwitang bukan pedagang seperti kebanyakan orang-orang Arab. Beliau lebih suka menghabiskan waktunya berdakwah baik di luar negeri maupun di dalam negeri hingga ke pelosok nusantara.
Pada buku yang berjudul ‘Sumur yang tak pernah kering: Dari kwitang menjadi ulama besar: Riwayat Habib Ali Al Habsyi (2010) karya cucunya ini, terdapat kalimat, “Kamu (Habib Ali) bukan tidak cocok berdagang, kamu harus duduk di majelis,” tutur Habib Abdurrahman bin Muhammad bin Habib Ali Kwitang.
Ponpes ini dikenal pula sebagai UICCI atau Pusat Kebudayaan Islam Turki dan Indonesia yang berfokus pada pembelajaran dan hafidz Alqur’an sejak usia dini. Mukhobar beserta rombongan pun diajak berkeliling ponpes untuk melihat segala sarana dan prasarana yang ada.
Saat ini, proses administrasi beberapa tanah wakaf dan tempat pendidikan yang dikelola ponpes masih terkendala. Mukhobar berjanji akan memberikan perhatian khusus terhadap perkembangan ponpes ini,. “Ponpes ini memiliki nilai sejarah sehingga perlu mendapat perhatian khusus,” ujarmya. /j15