Berita

Menulis dari Hati: DWP Kemenag DKI Jakarta Asah Keterampilan Fiksi Bersama Hairunisah

blog

Jakarta (Humas Kepulauan Seribu) -- Pegiat literasi sekaligus penulis cerita fiksi, Hairunisah, membagikan kiat-kiat menulis fiksi kepada anggota Dharma Wanita Persatuan (DWP) dalam kegiatan Pertemuan Rutin (Pertin) DWP Kanwil Kemenag Provinsi DKI Jakarta, yang digelar di Aula Kantor Kemenag Kota Jakarta Pusat, Kamis (12/06/2025).


Kegiatan yang diikuti oleh pengurus dan anggota DWP dari seluruh Kantor Kemenag Kabupaten/Kota se-DKI Jakarta ini menjadi wadah berbagi ilmu sekaligus ruang ekspresi kreatif bagi peserta dalam menggali potensi menulis cerita fiksi, khususnya cerpen, puisi dan pantun.


Dalam sesi penyampaian materi, Hairunisah mengupas tuntas teknik dasar menulis fiksi. Ia memaparkan langkah-langkah penting yang bisa diterapkan oleh siapa saja yang ingin mulai menulis.


Pertama, Temukan Ide dan Tema. “Ide bisa datang dari pengalaman pribadi, lingkungan sekitar, atau bahkan mimpi. Tentukan tema yang ingin disampaikan, dan buat premis cerita yang mampu menarik rasa ingin tahu pembaca,” jelas Hairunisah.


Kedua, Rancang Alur dan Plot Cerita. Hairunisah menyarankan membuat kerangka cerita dengan struktur yang jelas: awal, tengah, dan akhir. 


“Kembangkan konflik dan klimaks yang memancing emosi pembaca, lalu akhiri dengan penyelesaian yang memuaskan,” tuturnya.


Ketiga, Bangun Karakter yang Kuat. “Tokoh utama harus memiliki tujuan, latar belakang, dan sifat yang hidup. Karakter pendukung akan menambah warna cerita. Gunakan dialog yang natural untuk mengungkapkan kepribadian mereka,” imbuhnya.


Keempat, Gunakan Bahasa yang Menarik. Ia mendorong peserta untuk berani bermain dengan gaya bahasa mereka sendiri. 


“Deskripsi yang detail dan kalimat yang efektif akan memperkuat suasana cerita. Ciptakan gaya bahasa yang khas agar tulisan lebih berkesan".


Kelima, Revisi dan Sempurnakan. “Baca ulang cerita, periksa alur, perbaiki tata bahasa, dan revisi bila perlu. Menulis adalah proses berulang, kesempurnaan datang dari revisi,” pesannya.


Hairunisah menambahkan, “Menulis fiksi khususnya cerpen itu seperti menanam benih. Dimulai dari ide kecil yang tumbuh lewat imajinasi. Tapi yang paling penting adalah keberanian untuk jujur. Cerita yang berasal dari pengalaman pribadi sering kali paling menyentuh karena memuat emosi yang nyata,” ujar Hairunisah, menyemangati peserta.


Sesi ini semakin menarik karena tidak hanya berisi teori, tapi juga praktik langsung. Peserta diajak membuat kerangka cerita fiksi dalam bentuk cerpen, puisi dan pantun berdasarkan pengalaman pribadi, lalu membacakannya di depan forum.


“Saya terharu melihat keberanian dan ketulusan para peserta saat membacakan tulisan fiksi mereka. Setiap cerita tulisan memiliki kedalaman emosional yang luar biasa,” ungkap Hairunisah.


Program ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan literasi yang diinisiasi oleh DWP Kanwil Kemenag DKI Jakarta. Dengan suasana yang hangat dan interaktif, kegiatan ini diharapkan tidak hanya menumbuhkan minat literasi, tetapi juga menjadi ruang aktualisasi diri bagi perempuan untuk berkarya, berekspresi, dan memberi kontribusi positif bagi masyarakat.

  • Tags:  

Terkait

Menu Aksesibilitas

Mode Suara

Ukuran Teks

Monokrom

Tandai Tautan

Tebalkan Huruf

Perbesar Kursor