Jakarta (INMAS) Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta menghadiri acara Launching Perhimpunan Pengasuh Pesantren Indonesia (P2I) Dan Seminar Nasional “Pesantren Sebagai Benteng NKRI, dan Pengawal Moral Pancasila” di Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta,Minggu.(7/1)
Lukman yang didampingi oleh ketua umum P2I KH M Tata Taufik memukul beduk yang menandakan resminya P2I dibentuk. Dalam peresmian tersebut, hadir juga Pengasuh Pondok Pesantren Modern Gontor KH Hasan Abdullah Sahal, Kakanwil Kemenag DKI Jakarta Saiful Mujab, Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren) Kemenag Ahmad Zayadi, Kep. Unit Kerja Presiden PIP, Yudi Latif, Ka. Korbinmas Baharkam Polri Irjen. Pol Drs. H Arkian Lubis, Wakil Wali Kota Jakarta Selatan, Arifin, Kepala Kandepag Jakarta Selatan, Mukobar, Ketua UKP PIP Yudi Latif, Pengasuh Ponpes Darunnajah, serta sejumah alim ulama dan tokoh masyarakat.
“Dengan dibentuknya P2I, diharapkan dapat memberi manfaat maslahat bagi kehidupan keagamaan khususnya umat islam di republik tercinta ini.”ujar Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin yang didaulat memberikan sambutan.
"Sejarah telah mencatat bahwa tulang punggung pendidikan Islam di Indonesia sejatinya adalah pesantren. Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia," tambahnya
Lukman Mengatakan perkembangan pesantren di Indonesia cukup cepat, tercatat pada tahun 2016 kurang lebih ada 28.992 pondok pesantren dan mungkin bertambah di 2017 dan 2018 ini.
sebagai menteri agama Lukman berharap bagaimana agar kita keluarga besar pondok pesantren mampu menjadi pihak atau aktor yang mendamaikan kehidupan masyarakat kita yang sekarang cenderung reaktif.
Lukman mengaku, dirinya hadir ke Pondok Pesantren Darunnajah sekaligus untuk silaturahim dan bertemu banyak pengasuh ponpes dari berbagai belahan Indonesia. Karena itu, Lukman sangat bersyukur bisa hadir dalam acara peresmian P2I tersebut.
Pada akhir sambutannya Menteri Agama ingin kemajuan tidak hanya dari pesantren tetapi yang lebih utama adalah bagi umat Islam Indonesia dan umat Islam dunia karena sekarang Indonesia menjadi model kiblat bagaimana nilai budaya dan agama itu juga bisa di membatasi dalam kehidupan modern saat ini kehidupan masyarakat yang beragam dan masyarakat yang Majemuk./M