Jakarta (Humas Kemenag DKI) --- Kantor Wilayah (Kanwil) DKI Jakarta meresmikan Masjid Raudhatul Jannah dan dirangkai dengan kegiatan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Rabu (4/12). Turut hadir, Staf Khusus, Staf Ahli, dan Tenaga Ahli Menteri Agama, Pejabat Eselon II Pusat, Para Pejabat Eselon III, Para KanKemenag Kota/Kab, Kepala KUA, Kepala Madrasah Negeri, Penasehat DWP Kemenag, Pengurus DWP Kanwil dan seluruh pegawai Kanwil Kemenag DKI Jakarta.
Menteri Agama, Nasaruddin Umar menyampaikan bahwa pembangunan masjid tidak sekadar mendirikan bangunan fisik, tetapi untuk membentuk kualitas spiritual para jamaah. "Hakikat masjid bukan terletak pada megahnya arsitektur, melainkan pada kemampuannya membentuk kualitas spiritual para jamaah," ujarnya.
"Inti dari pembangunan masjid adalah menciptakan 'sajid' (orang yang bersujud) yang berkualitas. Masjid sejati adalah tempat di mana umat mampu menyerahkan diri secara total kepada Allah, bukan sekadar tempat untuk memamerkan kemegahan," tambah Menteri Agama.
Menurutnya, keberhasilan sebuah lembaga keagamaan diukur dari seberapa dekat umat dengan ajaran agamanya. "Semakin melekat umat dengan ajaran agama, semakin berhasil kinerja Kementerian Agama," tegasnya.
Dalam sambutannya, Menteri Agama juga menggarisbawahi pentingnya membersihkan "pakaian spiritual”, artinya membersihkan diri bukan sekadar persoalan lahiriah, melainkan membersihkan pikiran, hati, dan jiwa dari segala bentuk dosa.
Prof. Dr. Nasaruddin Umar, MA, menegaskan bahwa masjid adalah "meeting point antara hamba dan Tuhan" sehingga menjadi pentingnya spiritualitas dalam kehidupan beragama.
"Kita tidak boleh membedakan antara ibadah wajib dan sunah. Semuanya adalah upaya mendekatkan diri kepada Allah," tegas Menteri Agama
Menteri Agama juga berharap Masjid Raudhatul Jannah dapat menjadi teladan dalam membangun spiritualitas yang autentik. "Masjid ini harus mampu mendobrak 70.000 tembok pemisah antara manusia dan Tuhan," ujarnya mengacu pada sebuah hadis Riwayat Ahmad.
Dalam laporannya, Kepala Kanwil Kementerian Agama DKI Jakarta, Adib menyampaikan bahwa masjid ini merupakan hasil perjuangan panjang yang telah melewati tujuh generasi kepemimpinan.
"Masjid Raudhatul Jannah ini berdiri di atas lahan relokasi masjid lama yang dulu hanya memiliki luas sekitar 200 meter persegi dan mampu menampung 200 jamaah. Kini, Alhamdulillah, masjid ini telah berkembang menjadi bangunan megah berlantai tiga dengan kapasitas lebih dari 1000 jamaah," ungkap Adib.
Sambungnya, pendanaan pembangunan masjid ini dilakukan melalui berbagai sumber, mulai dari donasi Aparatur Sipil Negara (ASN) Kanwil hingga kompensasi pembangunan jalan Tol Becakayu yang berada tepat di depan lokasi.
Menurutnya, momen peresmian masjid ini tidak sekadar tentang bangunan fisik, melainkan juga upaya untuk menghidupkan kembali semangat kemakmuran masjid, khususnya di lingkungan Kanwil Kementerian Agama DKI Jakarta.
"Ini adalah momentum untuk mengembalikan fungsi masjid sebagai pusat peradaban dan pembinaan spiritual umat," pungkasnya.
Selain kegiatan tersebut, Kanwil Kementerian Agama Provinisi DKI Jakarta memberikan bantuan kepada 100 anak yatim dan dhuafa di lingkungan Kanwil Kemenag DKI Jakarta.