Jakarta (Humas MTsN 34) --- Pelatihan olahraga ultimate sangat penting, selain menjaga kesehatan juga untuk membangun budaya kewaspadaan dalam keselamatan bencana. Kegiatan ini juga memberikan bekal kemampuan dasar penyelamatan saat terjadi banjir atau bencana lainnya, khususnya yang berhubungan dengan air.
Hal ini disampaikan Mustopa Sidik selaku guru olahraga Madrasah Tsanawiyah Negeri 34 Jakarta saat melatih ultimate di Arena renang Angkatan udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.
Kegiatan ini mengusung tema, Membangun Kewaspadaan Bencana Untuk Keselamatan Bersama. Dan dilaksanakan selama 2 hari mulai tanggal 04 April - 05 April 2019.
"Olah raga uitimate selain bagus untuk kesehatan, juga untuk melatih anak sejak dini pentingnya keselamatan saat banjir, tsunami, dan bencana air lainya. Ini di luar negeri sangat dianjurkan, terutama di negara yang rawan bencana banjir, tsunami dan lainnya", terang guru lulusan pendidikan khusus olah raga tersebut.
Lebih lanjut, Dia menjelaskan bahwa olah raga uitimate merupakan salah satu materi pengayaan yang disusun berdasarkan atas respon kearifan lokal.
"Ini sengaja kami susun materi pengayaan dalam silabus kami, berupa pelatihan ultimate. Tidak lain merupakan bentuk respon atas fenomena seringnya banjir di jakarta. Anak perlu bekal penyelamatan dan kewaspadaan. Selain juga bagian dari kearifan lokal, yang harus respon terhadap minat dan bakat siswa", pangkas pria yang kerap disapa Pak Mus.
Sementara itu, Ketua Komite MTsN 34 Jakarta, Sudarmo, sangat setuju dengan diadakan keguatan pelatihan uitimate tersebut. Menurutnya siswa kelas VII dan VIII saat belajar di rumah karena kelas IX sedang ujian perlu diberikan pembelajaran khusus dengan materi yang khusus, sehingga waktu mereka termanfaatkan dengan baik.
"Bagus sekali kegiatan ultimate ini, biar anak-anak masih tetap belajar saat kelas IX ujian. Materi uitemate ini penting untuk bekal keselamatan saat terjadi banjir atau saat mereka olah raga renang dan lainnya", terang Sudarmo.
Peserta pelatihan uitemate ini adalah seluruh siswa/i Kelas VII dan VIII. Secara terpisah antara laki-laki dan perempuan, masing-masing didampingi guru, diantaranya; Johadi, Siti Yuntihani, Iip Latipah, dan lainnya. /Ars
