Jakarta (Inmas) --- Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta Saiful Mujab mengungkapkan bahwa Kegiatan penyusunan soal UASBN dapat memberikan satu sinergi positif dalam mengantarkan tujuan pendidikan nasional.
“ Yaitu, agar siswa kita menjadi manusia cerdas, manusia mandiri, dan juga berakhlak sesuai keyakinannya masing-masing,” ujarnya dihadapan 55 perwakilan guru agama Buddha tingkat SD sampai SMA.
Saiful juga menginginkan agar kegiatan ini dapat dijadikan sebagai satu kegiatan yang memiliki nilai strategis. Dan menjadikan hal yang sangat serius untuk kita tangani bersama.
“ Karena soal ujian yang akan kita berikan kepada anak didik ini sebagai salah satu alat ukur sejauh mana kita merencanakan pembelajaran, merencanakan pendidikan, sampai dengan evaluasi,” jelasnya. Rabu (06/02).
“ Serta jangan dijadikan kegiatan ceremony tiap tahunnya,” tambahnya.
Pendidikan agama adalah pendidikan karakter, pendidikan agama beda dengan pendidikan yang lain. Sehingga para guru agama betul - betul menyiapkan dirinya sebagai guru agama.
“ Guru agama adalah guru simbol, guru agama adalah guru yang memberikan presentasi sebagai figur agama,” imbuhnya.
Dalam kesempatan ini, Kanwil Kemenag mendorong bagaimana para guru agama mengembangkan keteladanannya karena mengajarkan agama tidak sama dengan mengajarkan pelajaran lain.
“ Jika pelajaran lain cukup kognitif menjadi acuan pertamanya, tapi jika guru agama tidak bisa,” katanya.
Beberapa hal yang diutarakan Kakanwil dalam menerapkan pembuatan soal menjadi metode teladan. Pertama, merubah diri, yaitu dengan memberikan suri tauladan dan memberikan contoh yang baik akan merubah peradaban tersebut.
Kedua, mengupdate diri. Dimana tenaga pendidik harus mengupdate sesuai situsional tersebut.
“ Para guru kita dorong untuk merubah diri keluar dari zona nyaman, sehingga tidak akan tertinggal oleh anak didik kita,” ujarnya.
Ketiga, para guru mengembangkan jejaring antara guru agama dengan guru yang lain, dimana tujuannya sebagai pengaman. “ Dengan jejaring ini salah satu manfaatnya, apabila ada informasi yang sifatnya fitnah, hoax, mengadu domba bisa cepat diatasi,” jelasnya.
Kakanwil berharap agar melahirkan soal - soal yang berkualitas, bisa dicerna, dipahami oleh anak didik kita dan yang paling penting adalah soal yang bisa mewakili karakter.
“ Bahwa keberhasilan agama antara nilai dan sikap itu garis lurus. Jadi bukan sekedar nilainya tapi sikap dan perilaku menjadi acuan di dalamnya,” harapnya. /Ik