Jakarta (Humas Kankemenag Jakarta Utara) --- Dalam suasana penuh hikmah bulan suci Ramadhan, Kepala Seksi Pendidikan Madrasah (Kasi Penmad) Kementerian Agama Kota Jakarta Utara, Samsurial, kembali menghadirkan kisah inspiratif dalam kegiatan Kuliah Ramadhan Masjid Al-Ikhlas (KURMA) pada Rabu, (19/03/2025).
Dalam ceramahnya, Samsurial mengangkat kisah seorang ulama sekaligus tukang tenun dari kalangan tabi'in bernama Atha' As-Salami, sebagaimana termaktub dalam kitab Hilyat al-Awliya wa Tabaqat al-Assifa karya Abu Nu’aim al-Asfahani. Kisah ini memberikan pelajaran mendalam tentang introspeksi diri dan ketulusan dalam beramal.
Pelajaran dari Sehelai Kain Tenun
Dikisahkan bahwa Atha' As-Salami menghabiskan berbulan-bulan menenun kain dengan ketelitian dan dedikasi tinggi. Ia sangat yakin bahwa hasil tenunannya kali ini adalah karya terbaik yang pernah ia buat. Dengan penuh harapan, ia membawa kain tersebut ke pasar untuk dijual kepada seorang pedagang kain yang sudah sangat ahli dalam menilai kualitas tenunan.
Namun, setelah diperiksa dengan seksama, sang pembeli menemukan adanya cacat kecil pada kain tersebut. Karena itu, ia mengurungkan niatnya untuk membeli. Mendengar hal tersebut, Atha' tiba-tiba menangis tersedu-sedu hingga dadanya terasa sesak.
Melihat keadaan itu, pedagang kain merasa tidak enak hati dan berusaha menghibur Atha'. “Tenanglah, wahai saudaraku. Aku akan tetap membeli kain ini, aku menghargai kerja kerasmu,” kata si pembeli.
Namun, air mata Atha' bukanlah karena kainnya tidak laku, melainkan karena sebuah pemikiran mendalam yang tiba-tiba muncul di benaknya.
“Aku menangis bukan karena kain ini ditolak. Aku menangis karena aku telah berbulan-bulan menenun kain ini dan menganggapnya sempurna. Namun, ketika diuji oleh seorang ahli, ternyata kain ini memiliki cacat. Jika demikian, bagaimana dengan amal ibadahku yang selama ini aku anggap baik? Jangan-jangan, di hadapan Allah, amal-amalku juga penuh dengan cacat dan tidak bernilai,” ujar Atha', sebagaimana diceritakan oleh Samsurial.
Refleksi tentang Kesempurnaan Amal
Kisah ini mengajarkan kita tentang pentingnya introspeksi dalam beramal. Sebagaimana seorang ahli kain dapat menemukan cacat yang tidak terlihat oleh penenunnya, begitu pula Allah, sebagai Al-‘Alim (Yang Maha Mengetahui), dapat melihat kekurangan dalam amal yang kita anggap sempurna. Oleh karena itu, sudah sepatutnya setiap Muslim selalu bermuhasabah dan senantiasa memperbaiki diri.
Samsurial menekankan bahwa kisah ini relevan dengan kondisi umat Muslim saat ini, khususnya di bulan suci Ramadhan. Bulan ini adalah momen terbaik untuk memperbanyak ibadah, meningkatkan kualitas diri, dan lebih banyak mendekatkan diri kepada Allah. Namun, sebagaimana pesan dari kisah Atha' As-Salami, kita harus tetap rendah hati dan tidak merasa paling benar dalam beribadah. Sebab, hanya Allah yang mengetahui seberapa bernilai amalan kita di sisi-Nya.
“Semoga kisah ini menjadi renungan bagi kita semua agar senantiasa memperbaiki niat dan terus berusaha meningkatkan kualitas ibadah kita, bukan hanya sekadar kuantitasnya,” tutup Samsurial.
Kegiatan Kuliah Ramadhan Masjid Al-Ikhlas (KURMA) ini merupakan bagian dari program dakwah yang diselenggarakan oleh Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Utara selama bulan Ramadhan. Program ini bertujuan untuk memberikan pencerahan spiritual dan memperkaya wawasan keislaman masyarakat dalam menjalankan ibadah di bulan penuh berkah ini.