Jakarta (Humas Kepulauan Seribu) -- Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Kepulauan Seribu, Nasruddin, memberikan arahan kepada para guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam kegiatan evaluasi kompetensi Baca Tulis Al-Qur’an (BTQ) yang dilaksanakan secara daring melalui Zoom Meeting, bertempat di Kantor Perwakilan Kemenag Kepulauan Seribu, pada Selasa (08/07/2025).
Arahan ini diberikan sebagai respons atas hasil asesmen BTQ tingkat Kanwil Kemenag DKI Jakarta, yang menunjukkan bahwa mayoritas guru PAI di Kepulauan Seribu masih berada pada kategori “Pratama”.
“Ini menjadi bahan evaluasi penting. Saya minta seluruh guru PAI serius mempersiapkan diri menghadapi asesmen gelombang kedua. Jangan sampai nilai kita tetap stagnan. Kita harus naik ke kategori Menengah atau bahkan Mahir,” tegas Nasruddin.
Ia menambahkan, peningkatan kompetensi BTQ bukan hanya soal capaian nilai, tetapi menyangkut integritas seorang guru agama dalam membina peserta didik.
Menanggapi arahan tersebut, Rohmat, salah satu guru PAI, mengungkapkan bahwa rendahnya nilai asesmen gelombang pertama tidak sepenuhnya mencerminkan kemampuan guru. Ia menyebutkan beberapa kendala teknis yang terjadi selama proses asesmen.
“Beberapa guru mengalami kesulitan karena aplikasi penilaian sering error. Validitas penilaian pun dipertanyakan karena nilai yang keluar tidak sesuai dengan performa saat asesmen berlangsung. Kami berharap aplikasinya bisa lebih stabil dan akurat,” ujar Rohmat.
Munawaroh, guru PAI lainnya, turut menyoroti persoalan teknis dalam asesmen. Ia mengeluhkan jadwal pelaksanaan antar gelombang yang terlalu berdekatan serta buruknya kualitas sinyal di wilayah Kepulauan Seribu.
“Kami sudah siap mengikuti asesmen, tapi sering kali asesor tidak hadir sesuai jadwal. Ini sangat mengecewakan. Selain itu, sinyal di wilayah kami memang tidak selalu stabil. Kami harap asesmen berikutnya dilakukan dalam satu sesi saja lewat Zoom, agar lebih efisien,” ungkap Munawaroh.
Sementara itu, Ridho Eka Nugroho menyampaikan pendapat terkait standar nilai BTQ yang ditetapkan oleh pihak PTIQ (Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur’an).
“Standar yang digunakan masih terlalu tinggi jika diterapkan ke guru PAI yang tugasnya juga mencakup banyak aspek lain, bukan hanya membaca Al-Qur’an. Kami butuh pelatihan yang terstruktur, terjadwal, dan didampingi narasumber yang memang ahli di bidangnya,” ujarnya. Ia juga menegaskan bahwa para guru PAI siap mengikuti program pelatihan untuk meningkatkan kemampuan.
Kepala Seksi Pendidikan Islam (Kasi Pendis) Kemenag Kepulauan Seribu, Sutama, menyampaikan apresiasi atas semua masukan dari para guru. Ia mengakui adanya kendala teknis, baik dari sisi aplikasi, perangkat, maupun jaringan internet.
“Sistem asesmen BTQ ini memang terdiri dari empat komponen. Nilai rata-rata guru kita di Kepulauan Seribu masih di bawah 30. Ini jadi catatan penting bagi kami agar asesmen gelombang dua nanti bisa lebih maksimal,” jelas Sutama.
Ia menegaskan bahwa asesmen tahap kedua akan segera dilaksanakan. Dalam waktu dekat, Kemenag akan menyiapkan program pelatihan BTQ yang diformulasikan berdasarkan hasil evaluasi bersama.
“Kami ingin pembinaan ke depan lebih tepat sasaran dan terukur. Format pelatihan akan dirancang melalui diskusi bersama agar relevan dengan kebutuhan di lapangan,” tambahnya.