Jakarta (Humas MAN 22 Jakarta) — Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta, Adib, memberikan pembinaan penuh makna kepada para guru dan tenaga pendidik dalam acara Workshop Peningkatan Kompetensi Guru yang digelar di MAN 22 Jakarta, Rabu (3/7/2025). Dalam arahannya, ia menekankan pentingnya memperkuat ruh atau hati sebagai pondasi dalam menjalankan amanah pendidikan, demi meraih keberkahan dalam setiap langkah.
“Perkuat dulu ruh kita, hati kita, karena dari situlah keberkahan itu datang. Kalau hati kita bersih, niat kita ikhlas, insya Allah semua yang kita lakukan akan membawa manfaat dan barokah,” tutur Adib di hadapan para peserta workshop.
Menurut Adib, kompetensi guru memang penting untuk terus ditingkatkan, tetapi yang lebih mendasar adalah memperkuat sisi keikhlasan dan niat lurus dalam mengabdi. Sebab, guru memiliki misi mulia sebagai warosatul anbiya, pewaris para nabi. “Jangan lupa kita ini sedang membawa risalah. Maka harus dimulai dari diri kita sendiri, dengan niat yang benar, ikhlas, dan siap terus belajar,” tegasnya.
Ia juga mengingatkan pentingnya membangun budaya al-harokah barokah, yakni semangat bergerak dan berproses secara terus-menerus demi mencapai tujuan pendidikan yang lebih baik. “Bergeraklah, jangan berhenti. Bergerak itu barokah, karena dengan bergerak kita akan menemukan jalan untuk memperbaiki diri dan mencapai hasil yang diinginkan,” ujarnya penuh semangat.
Dalam kesempatan itu, Adib juga mengajak para guru untuk tidak pernah berhenti menjadi seorang pembelajar. Menurutnya, seorang guru sejati adalah mereka yang selalu mau belajar, memperbaiki diri, dan meningkatkan kualitas pengajaran serta keteladanan. “Guru pembelajar adalah guru yang akan terus relevan di zamannya. Maka jangan berhenti belajar,” pesannya.
Para peserta workshop tampak menyimak dengan antusias setiap pesan yang disampaikan. Beberapa guru menyatakan termotivasi dengan pembinaan tersebut, karena mengingatkan mereka pada esensi profesi guru yang penuh tanggung jawab moral dan spiritual.
“Alhamdulillah, pembinaan tadi benar-benar menyentuh hati. Saya jadi tersadar kembali bahwa mengajar bukan hanya soal menyampaikan materi, tapi juga tentang bagaimana kita menjaga niat dan keikhlasan. Pesan Pak Kakanwil tentang al-harokah barokah memotivasi saya untuk tidak berhenti bergerak dan belajar,” ujar Ahmad Shilhin, guru Fikih MAN 22 Jakarta.
Kegiatan workshop ini d menjadi momentum bagi guru-guru dan karyawan MAN 22 Jakarta untuk memperkuat ruhiyah, meningkatkan kompetensi, dan meneguhkan diri sebagai pendidik yang selalu ikhlas, bergerak, dan siap belajar demi mewujudkan madrasah yang unggul dan penuh keberkahan.(ar)