Jakarta, (Humas MAN 7 Jakarta) – Kegiatan Pagi di MAN 7 Jakarta pada Rabu, (17/9/2025) kembali digelar dengan penuh khidmat melalui kajian keagamaan yang menghadirkan Ustadz Saat Syafaat sebagai penceramah. Bertempat di halaman madrasah, acara diawali dengan pembacaan QS. Ar-Rum ayat 21 oleh Ozora, siswa kelas XI B, yang diikuti oleh seluruh siswa, guru, serta unsur pimpinan madrasah.
Saat Syafaat menjelaskan makna ketenangan dalam konteks yang lebih luas. Menurutnya, rumah adalah tempat utama seseorang menemukan kedamaian. Rumah dipahami sebagai tempat pulang, tempat kembali, sekaligus tempat yang menghadirkan ketenangan lahir dan batin. “Sesungguhnya ketenangan itu berada di rumah,” ungkapnya.
Saat menekankan kepada seluruh siswa agar menjadikan orang tua sebagai tempat pertama untuk mengadu ketika menghadapi masalah. “Jika kalian mendapatkan kesulitan, masalah, atau konflik maka pulanglah ke rumah, temui dan mengadulah terlebih dahulu kepada orang tua kalian, agar di situ kalian mendapatkan ketenangan. Jangan malah curhat kepada orang lain atau teman karena belum tentu itu baik, bahkan bisa memperkeruh masalah,” pesannya.
Lebih lanjut, beliau menyampaikan makna ungkapan Baiti Jannati (Rumahku Surgaku) yang menggambarkan suasana rumah yang damai, tenteram, nyaman, dan membahagiakan penghuninya. Agar rumah benar-benar menjadi sumber ketenangan, salah satu caranya adalah membiasakan membacakan Al-Qur’an di rumah.
Saat juga mengingatkan sabda Rasulullah SAW: “Jangan kalian jadikan rumah kalian seperti kuburan. Sesungguhnya setan lari dari rumah yang di dalamnya dibacakan surat Al-Baqarah” (HR. Muslim). Hadis ini, jelasnya, menunjukkan bahwa bacaan Al-Qur’an mampu menghadirkan suasana spiritual yang meneduhkan sekaligus menjaga rumah dari gangguan setan.
Melalui kajian ini, siswa MAN 7 Jakarta diharapkan dapat mengambil hikmah untuk menjadikan rumah sebagai tempat yang menghadirkan keteduhan. Membiasakan membaca Al-Qur’an di rumah bukan hanya bentuk ibadah, tetapi juga cara menjaga keharmonisan keluarga dan membangun lingkungan yang penuh dengan cahaya keimanan.
Kegiatan ini ditutup dengan doa bersama serta pesan dari penceramah agar seluruh warga MAN 7 Jakarta terus menumbuhkan budaya religius dalam kehidupan sehari-hari. Dengan begitu, rumah akan menjadi benteng ketenangan, dan para siswa dapat tumbuh sebagai generasi yang kuat iman, berakhlak mulia, serta mampu menghadapi tantangan kehidupan dengan bijak. (mk)