Jakarta (Humas Kankemenag Jakarta Utara) --- Sidang Karya Tulis Ilmiah Madrasah Aliyah Al-Wathoniyah 43 telah selesai diujikan. Karya Tulis Ilmiah 40 siswa dan siswi yang terbagi pada 10 kelompok di bawah bimbingan Pembina ekskul Karya Ilmiah Remaja ini hanya tinggal menunggu diumumkan hasilnya. Selasa, (04/02/2025).
Iwan Setiadi, Pembina ekstrakurikuler Karya Ilmiah Remaja MA Al-Wathoniyah sebelum sidang KTI dimulai menyampaikan bahwa ujian Karya Tulis Ilmiah ini bertujuan untuk mempersiapkan para siswa agar siap berlomba pada ajang lomba karya tulis ilmiah berbasis riset bagi siswa madrasah yaitu Madrasah Young Researchers Supercamp (MYRES) dan Jakarta Madrasah Competition (JMC).
Diketahui, pada tahun 2023, MA Al-Wathoniyah 43 berhasil meraih juara 3 lomba JMC tingkat provinsi. atas raihan prestasi itulah kemudian Madrasah Aliyah yang pimpinan Sigit Widianto ini termotivasi untuk terus meningkatkan kemampuan dan pembelajaran salah satunya adalah pembuatan Karya Tulis Ilmiah bagi siswa kelas XI. Iwan mengatakan, Karya Tulis Ilmah yang mendapat nilai terbaik akan diikut sertakan sebagai peserta lomba riset baik tingkat Nasional maupun Provinsi.
“Dari KTI terbaik tersebut nantinya akan dibantu bimbingan lebih intensif lagi supaya bisa tembus proposal Myres dan JMC,”ujarnya meyakinkan.
Diakui Iwan, para pembimbing KTI siswa kelas XI telah memberikan pembekalan berbagai metode penulisan Karya Tulis Ilmiah dengan membagi 10 kelompok yang terdiri dari 4 siswa, dan telah membagi guru pembimbing agar tiap kelompok bisa dengan intens berkonsultasi sejak Agustus 2024 lalu.
“Hari ini mereka akan mempertanggung jawabkan hasil karya tulisnya,”kata Iwan.
Selain itu, Karya Tulis Ilmiah yag diujikan hari ini, menurut Iwan adalah merupakan gambaran saat berkuliah nanti. Di mana ketika mahasiswa ingin menyelesaikan perkuliahannya maka salah satu syarat utamanya adalah dengan menyelesaikan skripsi. Pembekalan yang didapat oleh siswa kelas XI saat melakukan berbagai penelitian pada KTI ini akan sangat berguna saat menempuh perkuliahan nantinya.
Ditambahkan dia, cepat atau lambatnya seorang mahasiswa menyelesaikan skripsi banyak ditentukan oleh banyak faktor. Mulai dari ketidak tahuan cara menyusun skripsi, dosen yang sulit ditemui untuk melakukan bimbingan, sampai keadaan mahasiswa yang terlalu santai dan sebagainya. Menyikapi hal-hal tersebut, Iwan berpesan, seorang mahasiswa harus bisa mencari jalan keluar.
“Mahasiswa di semester 1 dan 2 saat ini sudah harus bisa menulis (publikasi artikel ke jurnal). Tidak heran jika ada mahasiswa yang berkali-kali publish tulisannya ke jurnal, karena memang begitu sekarang peraturannya,”imbuhnya.