Berita

Islam Disyiarkan Dengan Keteduhan, Kedamaian, Logis dan Anti Kekerasan

Kamis, 22 Februari 2018
blog

Illustrasi Foto (Kemenag RI DKI Jakarta)

Jakarta [inmasJP] – Pelaksana pada Seksi Bimas Islam Kankemenag Kota Jakarta Pusat, H. Agus Wahyudin memberikan tausiyah di Masjid Al Muttaqin, Rabu (21/02). Topik di siang hari itu mengulas kembali mengenai kefadolan Nabi Muhammad SAW. Hadir saat tausiyah, para pejabat dan pegawai setelah melaksanakan Sholat Dhuhur berjamaah.

 

“Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak,” Kutip H. Agus dari hadist Bukhori. Rosullullah diutus untuk mengajak manusia beribadah hanya kepada Allah SWT dan memberikan teladan akhlak yang mulia. Sesungguhnya antara akhlak dan aqidah terdapat hubungan yang amat kuat sekali. Semakin sempurna akhlaknya seorang muslim berarti semakin kuat imannya.

 

Beliau lalu mengutip hadist Tirmidzi, “kaum mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang akhlaknya paling baik di antara mereka, dan paling baik diantara mereka adalah yang paling baik kepada istri-istrinya”. Masih mengutip dari hadist yang sama, “tidak ada sesuatupun yang lebih berat dalam timbangan seorang mukmin di hari kiamat melainkan akhlak yang baik dan sesungguhnya Allah SWT sangat membenci orang yang selalu berbicara keji dan kotor”.

 

Hal ini terkait dengan perkembangan teknologi yang memudahkan orang bercakap-cakap dengan orang lain tanpa harus ada di satu tempat. Kecanggihan ini berdampak berlimpahnya informasi yang tidak dapat dibedakan lagi keabsahannya. Hoax serta merta menjadi konsumsi publik, sementara media mainstream selalu terpaku pada ‘Good News is Bad News’.

 

 

Islam yang disyiarkan dengan keteduhan, kedamaian, didukung oleh argumentasi yang tepat, dan menjauhi diri dari tindakan kekerasan, itulah syiar Islam yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW. Ucapan ‘Islam tersebar dengan pedang’ menandakan orang itu perlu memahami sejarah Islam lebih baik. Firman Allah SWT pada Qs Al Baqoroh 256, ‘tidak ada paksaan dalam agama, telah jelas petunjuk jalan yang benar daripada jalan yang sesat’. Bukti bahwa non muslim tidak dipaksa masuk Islam adalah keberadaan orang Kristen, Yahudi dan Majusi di Madinah dan Negara Islam lainnya.  /j15

  • Tags:  

Terkait