Jakarta (Humas) – Kurang dari sepekan umat muslim akan merayakan Hari Raya Idul Adha yang sarat akan makna, teladan dan hikmah yang baik untuk kita. Hari Raya Idul Adha sesungguhnya tidak terlepas dari peristiwa historis kenabian Ibrahim dan Ismail ‘alaihimassalam yang sangat monumental.
Ketua Dharma Wanita Persatuan Nanung Habibah mengatakan banyak sekali makna, teladan dan hikmah yang dapat diambil dari kisah tersebut, “Peristiwa Nabi Ibrahim dan Ismail ‘alaihimassalam memiliki makna ketakwaan, hubungan yang baik antar manusia dan peningkatan kualitas diri,” ujar Habibah saat diwawancarai melalui telepon.
Perintah Allah kepada Ibrahim untuk menyembelih putranya sarat akan makna ketakwaan. Besarnya rasa cinta orang tua kepada anak atau apapun yang dimilikinya, sesungguhnya semua itu hanya sekedar titipan dari Allah, “Apapun yang dimiliki oleh kita sebagai manusia, tidak akan berarti ketika Allah telah menghendaki,” ujarnya.
Tak hanya itu, Hari Raya Idul Adha juga memiliki makna hubungan antar manusia, “Salah satu yang diperintahkan Allah SWT adalah dengan mempererat hubungan antar manusia atau hablumminannas,” tuturnya “Semakin baik hubungannya dengan Allah (Habluminallah), maka semakin baik juga hubungannya sesama manusia (Hablumminannas),” sambungnya.
Menyikapi hal ini, Habibah mengatakan makna ini juga dapat diimplementasikan kedalam kegiatan-kegiatan Dharma Wanita Persatuan, “Salah satunya dengan mewujudkan dan meningkatkan kepedulian dan solidaritas melalui kegiatan-kegiatan sosial yang menyentuh masyarakat dan langsung memberikan banyak manfaat untuk masyarakat,” kata Habibah.
Selanjunya, Habibah juga menyampaikan bahwa peringatan Idul Adha sarat akan makna peningkatan kualitas diri, “Nabi Ibrahim AS telah mencontohkan sikap dan akhlaknya dalam menghadapi ujian dan cobaan yang diberikan Allah,” ujar Habibah.
“Pada hakikatnya manusia sama di hadapan Allah, yang membedakan hanyalah ketakwaannya,” sambungnya.