Berita

Hari Santri 2024 di MTsN 7 Jakarta Timur, “Bukti Cinta Pada Negeri”

blog

Jakarta (Humas MTsN 7 Jakarta) -- Seluruh civitas akademika MTsN 7 Jakarta Timur mengikuti upacara peringatan Hari Santri. Peringatan Hari Santri ini untuk mengenang dan memompa kembali semangat resolusi jihad yang diperjuangkan oleh para santri dan ulama dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Peserta didik dan GTK kompak mengenakan pakaian yang identik dengan para santri. Berbalut gamis untuk perempuan, dan baju serta sarung untuk laki-laki. Suasana upacara peringatan Hari Santri ini juga begitu khidmat dikawal oleh pasukan pengibar bendera MTsN 7 Jakarta Timur pada Senin (22/10/2024).

Pembina upacara Hari Santri yakni Ahmad Sahal menyampaikan amanat yang dititipkan oleh Menteri Agama RI “Jihad melawan penjajah adalah fardu ‘ain. Anak kecil sampai nenek-nenek wajib hukumnya membela tanah air ini. dengan membaca sejarah saat ini, pengaruh pondok pesantren penting bagi kita semua”.

Ada sesuatu yang berbeda dari upacara Hari Santri 2024 ini di MTsN 7 Jakarta. Di tengah bergemanya lagu Hari Santri yang dinyanyikan oleh tim paduan suara, dua siswa mewarnainya dengan duel pertunjukkan silat. Kreasi ini untuk menunjukkan bahwa para santri maupun pelajar tidak hanya identik dengan belajar ilmu agama Islam, tetapi juga perlu menjadi pribadi-pribadi yang kuat dan melestarikan budaya nusantara salah satunya seni beladiri.

“Penampilan beladiri ini untuk menyemarakkan Mars Hari Santri Nasional yang memang gubahan aslinya sudah kolosal. Filosofi dari silat ini adalah perjuangan untuk membela negara oleh para pelajar, para santri, sebagai bukti cinta kepada negara ini,” ujar Iis Mulyaty selaku pelatih paduan suara.

Momen Hari Santri ini menanamkan kembali pemahaman kepada seluruh peserta didik tentang sejarah asli perjuangan bangsa Indonesia yang tidak terlepas dari peran santri dan ulama.  Resolusi jihad yang diprakarsai oleh KH Hasyim Asy’ari pada tanggal 22 Oktober 1945 memiliki dua poin utama yaitu memohon dan mendesak pemerintah untuk menentukan sikap dan tindakan nyata terhadap kolonial dan menyerukan perjuangan yang bersifat sabilillah untuk tegaknya NKRI dan agama Islam.

Resolusi jihad KH Hasyim Asy’ari tidak hanya menggerakkan para santri dan ulama pondok pesantren, tetapi juga setiap Muslim dari penjuru Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari bangsa penjajah. Resolusi jihad bukan berarti selesai pada tahun 1945, tapi tetap berlangsung hingga sekarang dan seterusnya. /nm

  • Tags:  

Terkait

Menu Aksesibilitas

Mode Suara

Ukuran Teks

Monokrom

Tandai Tautan

Tebalkan Huruf

Perbesar Kursor