Jakarta (Humas Kankemenag Kota Jakarta Timur) — Penyelenggara Buddha Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Timur, Joko Santoso, menghadiri perayaan Waisak 2569 BE / 2025 yang diselenggarakan di Vihara Ariyasacca, Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas 1 Cipinang, Jakarta Timur, Selasa (20/05/2025). Kegiatan ini diprakarsai oleh Wanita Theravada Indonesia (Wandani) Provinsi DKI Jakarta dan diikuti oleh para Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) yang beragama Buddha.
Perayaan dimulai dengan prosesi Pindapata, yakni tradisi keagamaan umat Buddha yang dilakukan dengan memberikan persembahan makanan atau dana kepada para Bhikkhu (biksu). Prosesi berlangsung khidmat dan menjadi simbol kedekatan antara umat dan para bhikkhu.
“Pindapata ini merupakan salah satu tradisi penting dalam ajaran Buddha. Melalui tradisi ini, para bhikkhu melatih kesadaran dan kesederhanaan, sementara umat berlatih memberi dan berbagi sebagai bentuk penghormatan dan kebajikan,” jelas Joko Santoso.
Usai prosesi Pindapata, kegiatan dilanjutkan dengan Puja Bhakti Bersama, yaitu ritual doa dan perenungan spiritual dalam rangka memperingati Trisuci Waisak — memperingati kelahiran, pencerahan, dan wafatnya Sang Buddha.
Menurut Joko, kegiatan keagamaan seperti ini tidak hanya menjadi perayaan spiritual, tetapi juga bagian dari upaya pembinaan holistik terhadap warga binaan, khususnya yang beragama Buddha.
“Melalui perayaan Waisak, kita mengajak warga binaan untuk membangun kesadaran spiritual dan memperbaiki diri. Ini merupakan bagian dari pembinaan yang mencakup aspek hukum, moral, mental, dan spiritual,” ujarnya.
Turut hadir mendampingi Joko Santoso dalam kegiatan tersebut, Penyuluh Agama Buddha Sri Kuncoko Wenny dan Staf Penyelenggara, Yoni Fitriyana. Kehadiran mereka sebagai bentuk dukungan Kementerian Agama dalam menjamin pelayanan keagamaan bagi seluruh lapisan masyarakat, termasuk di lingkungan pemasyarakatan.
Joko berharap Perayaan Waisak di Lapas Cipinang ini diharapkan dapat memberikan ketenangan batin, memperkuat semangat pembinaan, serta menjadi momentum penting bagi warga binaan untuk melakukan introspeksi dan perbaikan diri menuju kehidupan yang lebih baik.