Jakarta (Humas Kankemenag Jakarta Utara) --- Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Utara, Mawardi Abdul Gani menghadiri Perayaan 100 Tahun Guru Nanak Sikh Temple Tanjung Priok. Perayaan 100 tahun pendiri agama Sikh asal Punjab India ini dihadiri Menteri Agama Republik Indonesia, Kakanwil Kemenag Prov. DKI Jakarta dan Gubernur DKI Jakarta dan undangan lainnya pada Ahad, (04/05/2025).
Mawardi hadir mengikuti prosesi pembukaan perayaan 100 tahun pendiri agama monoteistik, (istilah yang digunakan untuk menggambarkan agama atau kepercayaan terhadap satu tuhan atau satu kekuatan ilahi yang tunggal) berbaur bersama ratusan pengikut ajaran agama Sikh. Nanak Sikh yang juga disebut Guru Dev Ji ini merupakan tokoh yang membawa perubahan besar dalam ajaran agama dan spiritualitas di India.
"Perayaan lahirnya Guru Nanak Sikh hari ini menandakan hubungan yang cukup lama antara pemerintah Indonesia dengan komunitas Sikh yang notabene berasal dari India," buka Mawardi membuka obrolan dengan tim Humas.
Perayaan yang berpusat di Yayasan Guru Nanak Sikh Temple Tanjung Priok pagi tadi ini menurut Mawardi adalah kegiatan kemanusiaan. Pasalnya, komunitas Sikh di dalam mengamalkan ajaran agamanya selalu memberikan makan dan minum sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat tanpa memandang agama manapun.
Hal ini selaras dengan ajaran yang dibawa oleh Guru Nanak Sikh yang terkenal dengan kitabnya yaitu Guru Granth Sahib, sebuah kitab yang tebalnya 1430 halaman yang dikompilasikan pada masa Guru-guru Sikh dari tahun 1469 hingga 1708. Nanak Sikh lahir pada tahun 1469 di Nankana Sahib, India, lalu wafat pada 22 September 1539 dan dimakamkan di Gurdwara Darbar Sahib Kartarpur India.
"Guru Nanak Sikh telah menanamkan kerukunan antar umat beragama. Dan itu patut kita apresiasi sebagai bentuk dari moderasi beragama yang sedang kita galakkan saat ini," ujar Kakankemenag.
Menanggapi program teranyar yang disampaikan oleh Menag RI Nasaruddin Umar terkait teo-ecologi pada perayaan Guru Nanak Sikh hari ini, Mawardi menegaskan agar tidak lagi menjadikan alam sebagai obyek melainkan sebagai subyek dengan memeliharanya dengan baik sesuai ajaran agama.
"Jika kita menjaga alam ini dengan baik maka alam pun akan menjaga kita. Segala macam eksploitasi alam harus kita hindari," kata Mawardi.
Mawardi menambahkan, kerukunan dan toleransi antar umat beragama di Kota Jakarta sudah cukup baik dan harmoni. Meskipun terjadi sedikit riak di internal agama namun Mawardi meyakinkan tidak akan berbenturan dengan agama lain. "Moderasi umat beragama di sini, cukup baik, penuh dengan rasa hornat dan saling menghargai," pungkas Mawardi.