Jakarta (Humas MAN 9 Jakarta) — Dua guru biologi dari MAN 9 Jakarta, Dwi Drawidayanti dan Zahrotun Nisa, mengikuti Webinar dan Pelatihan Kultur Jaringan Tanaman yang diselenggarakan oleh SEAMEO BIOTROP (Southeast Asian Regional Centre for Tropical Biology). Kegiatan ini berlangsung dari 17 hingga 20 Juni 2025 di Bogor, Jawa Barat.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas guru sebagai agen transformasi dalam pendidikan, khususnya melalui penguatan ilmu dan praktik konservasi berbasis laboratorium. Partisipasi para guru diharapkan dapat mendukung peningkatan mutu pembelajaran biologi di tingkat pendidikan menengah.
Pada Selasa (17/6/2025), kegiatan diawali dengan webinar nasional yang digelar secara hybrid (luring dan daring) dan diikuti oleh sekitar 300 peserta dari berbagai kalangan, termasuk guru, mahasiswa, dan akademisi. Sejumlah narasumber terkemuka hadir dalam webinar ini, di antaranya: Amien Suseno (Universitas Padjadjaran), Siti Halimah Larekeng (Universitas Hasanuddin), Bambang Sapto Purwoko (IPB University), Dewi Suryani (SEAMEO BIOTROP).
Para narasumber memaparkan berbagai perkembangan terkini di bidang kultur jaringan tanaman, mulai dari teori dasar hingga potensi aplikasinya dalam konservasi dan pertanian modern.
Selanjutnya, pada 18–20 Juni 2025, sesi pelatihan luring digelar di Laboratorium SEAMEO BIOTROP. Pelatihan ini diikuti oleh 30 guru terpilih dari 27 sekolah di Indonesia, termasuk dua guru dari MAN 9 Jakarta. Materi pelatihan mencakup berbagai aspek penting dalam kultur jaringan, antara lain: persiapan media tanam, sterilisasi eksplan, subkultur, serta aklimatisasi tanaman.
Dalam praktik laboratorium, peserta dibagi dalam tiga kelompok dan mempelajari teknik kultur jaringan pada tiga jenis tanaman, yaitu bonggol tunas pisang (hortikultura), tunas jati, dan tunas Hopea sp. (kehutanan). Pendekatan ini memberi kesempatan kepada peserta untuk langsung mengaplikasikan teori yang diperoleh.
Setiap peserta juga diminta menyusun rencana aksi nyata untuk diimplementasikan di sekolah masing-masing. Rencana tersebut meliputi pengintegrasian materi ke dalam kurikulum, pelaksanaan proyek sains siswa berbasis kultur jaringan, pengembangan laboratorium mini, serta kolaborasi sekolah dengan lembaga lain.
“Setiap peserta diminta untuk menyusun rencana tindak lanjut di sekolah masing-masing sebagai bentuk keberlanjutan pelatihan,” jelas Dwi Drawidayanti. Sementara itu, Zahrotun Nisa menambahkan, “Partisipasi kami adalah wujud komitmen untuk menghadirkan pembelajaran yang lebih inovatif dan sesuai perkembangan ilmu pengetahuan.”
Keterlibatan guru MAN 9 Jakarta dalam kegiatan ini menjadi bagian dari upaya madrasah dalam mendorong peningkatan kualitas pendidikan biologi dan memperkuat wawasan guru terhadap bioteknologi tanaman serta aplikasinya dalam konservasi dan pertanian berkelanjutan.