Jakarta (Humas MTs Negeri 14 Jakarta Timur) — Suasana penuh semangat keagamaan menyelimuti ruang perlombaan Jakarta Madrasah Competition (JMC) 2025 pada Kamis dan Jumat (9–10/10/2025). Lantunan shalawat menggema dari kelompok hadroh finalis tingkat Madrasah Aliyah (MA) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), berpadu dengan irama rebana yang ritmis dan penuh penghayatan. Suasana religius dan khidmat tercipta, menggugah semangat peserta serta penonton yang hadir.
Final lomba hadroh menjadi salah satu momen paling ditunggu dalam rangkaian JMC 2025. Tidak hanya menampilkan keterampilan musikal, ajang ini juga menjadi wadah syiar keagamaan yang memperkuat identitas dan karakter peserta didik madrasah. Melalui lantunan shalawat, para remaja madrasah menunjukkan bahwa mereka mampu berdakwah dengan cara yang kreatif, indah, dan menyentuh hati.
JMC 2025 terus menjadi ajang pembinaan prestasi yang berpadu dengan nilai-nilai keislaman. Lomba hadroh bukan sekadar kompetisi seni, tetapi juga sarana pembentukan generasi muda yang mencintai Rasulullah SAW serta berkomitmen menjaga tradisi Islam di tengah kemajuan zaman.
Salah satu finalis, Yuda dari MAN 9 Jakarta, tampil percaya diri bersama kelompoknya di babak akhir lomba. Sosok yang dikenal aktif dalam kegiatan keagamaan itu bukan wajah baru di JMC; ia pernah menjadi juara JMC tingkat MTs beberapa tahun lalu. Kini, Yuda kembali di panggung yang sama, membawa semangat yang tak kalah besar.
“Bagi saya, JMC 2025 bukan sekadar lomba, tetapi wadah untuk berprestasi dan berdakwah. Melalui hadroh, kami bisa mensyiarkan Islam dengan cara yang menggembirakan dan damai. Inilah bentuk cinta kami kepada Rasulullah SAW,” ujar Yuda usai tampil dengan raut bahagia.
Yuda menuturkan bahwa perjalanan menuju final tidaklah mudah. Ia dan tim rutin berlatih sepulang sekolah, dibimbing guru pembimbing yang dengan sabar meluangkan waktu di sela kesibukan.
“Guru kami bukan hanya melatih teknik, tapi juga mengingatkan bahwa hadroh adalah ibadah. Kami belajar disiplin, kerja sama, dan keikhlasan,” tambahnya.
Dukungan guru pembimbing, pihak madrasah, dan orang tua menjadi faktor penting di balik keberhasilan para peserta. Sinergi antara madrasah, guru, dan keluarga menciptakan ekosistem pembinaan yang tidak hanya melahirkan prestasi, tetapi juga menanamkan nilai dakwah dan karakter Islami.
Melalui JMC 2025, madrasah kembali menegaskan perannya sebagai lembaga pendidikan yang tak hanya unggul secara akademik, tetapi juga berperan aktif menghidupkan nilai-nilai spiritual dan budaya Islam.
Dentuman rebana yang menggema di Ruang 507 sore itu menjadi simbol semangat generasi madrasah yang berani tampil membawa pesan kebaikan. JMC 2025 tidak sekadar ajang memperebutkan gelar juara, melainkan ruang ekspresi bagi generasi muda untuk menunjukkan bahwa seni Islami adalah bagian dari dakwah modern yang menumbuhkan generasi berkarakter, berakhlak, dan berjiwa Qurani.
Dengan semangat kolaboratif yang terus dijaga, Jakarta Madrasah Competition (JMC) 2025 kembali membuktikan bahwa madrasah adalah pusat tumbuhnya talenta muda yang berprestasi, berakhlak, dan berjiwa dakwah. Dari ruang perlombaan hingga seluruh penjuru Jakarta, gema shalawat peserta hadroh menjadi bukti bahwa syiar Islam terus hidup dalam denyut nadi remaja madrasah.