Jakarta [inmasJP] – Berpakaian serba hitam, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin membacakan catatannya berjudul Wajah Agama Kita adalah Wajah Kita. Catatan yang dibacakan pada Malam Tasyakuran, Kamis (11/01) mengisi rangkaian Peringatan HAB Kementerian Agama ke-72 malam itu. Mantan Ketua MPR ini berbicara tentang Wajah dari Agama, Budaya dan Politik.
Beliau mengatakan bahwa wajah merupakan tampilan paling menonjol yang mewakili seluruh tubuh dan identitas manusia. Wajahlah yang membedakan satu dengan yang lainnya. Sesungguhnya hakikat suatu agama tercermin dalam wajah manusia dari bagaimana ia memaknai dan mengamalkan ajaran agama. Ketika wajahnya penuh amarah, maka si pemilik wajah cuma mengenal agama sebagai kekerasan. Ketika wajahnya pucat pasi maka ia mungkin kusut dan ruwet dalam beragama.“Ketika wajahmu tersenyum maka disitulah agama telah mendamaikan kalbu,” ujarnya.
Masyarakat dunia mengenal manusia Indonesia sebagai sosok yang ramah tamah dan berwajah sumringah. Budaya ini bahkan dimanifestasikan dalam kosakata yang khas Indonesia, seperti ‘untungnya’, ‘asyiknya’, ‘sebenarnya’, dan lain-lain. “Saya berharap budaya ini terus membumi agar kita tidak kehilangan jatidiri dan identitas,” ujarnya.
Sedang terkait dengan tahun politik 2018 ini, beliau menyentil banyaknya wajah yang tampil ke publik. Wajah lama bersaing dengan wajah baru bahkan adapula sosok yang sama tetapi berganti wajah. “Kita berharap, pesta demokrasi berlangsung santun dan damai sehingga nampaklah Indonesia kita yang berwajah positif,” pesannya.
“Mungkin kita bingung menghadapi banyak wajah. Pesan saya, fokuslah dengan wajah sendiri dan perbaikan pribadi sehingga kita dapat mengenali wajah siapa yang sesuai dengan hati nurani,” tandasnya. /j15