Jakarta (Humas Kankemenag Kota Jakarta Timur)— Ada 4 hal penting yang harus diperhatikan Lembaga Pendidikan Al Quran (LPQ) menurut peta Jalan Pendidikan. Empat hal ini merupakan acuan atau panduan LPQ dalam mengembangkan Lembaga pendidikannya.
Demikian diungkapkan Kepala Bidang Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam (Kabid PAKIS) Kanwil Kemenag Provinsi DKI Jakarta, Bodhi Atarva Ketika memberi sambutan pada kegiatan Konsolidasi dan Optimalisasi LPQ Tingkat Kota administrasi Jakarta Timur, pada Kamis (28/11/2024) di Pusat Pelatihan dan Pengembangan Pendidikan (P4) Kota administrasi Jakarta Timur, Duren Sawit, Jakarta.
Empat hal penting tersebut adalah Mutu pendidikan. Mutu pendidikan merupakan salah satu hal terpenting dimana mutu ini terkait erat dengan kualitas daripada Lembaga. Karena itu mutu ini harus senantiasa dipantau terus dan ditingkatkan .
“Sistemnya harus jelas, outputnya juga jelas, ada evidennya, memiliki tolak ukur, itu salah satu yang menentukan mutu dan kualitas Lembaga Pendidikan,” Jelas Bodhi.
Hal kedua, kaitannya dengan relevansi dengan target dan tujuan pembangunan nasional. Maksudnya adalah Lembaga Pendidikan Alquran (LPQ) harus memiliki indicator – indicator pendidikan yang setara dengan pendidikan formal. Dengan indicator yang setara dengan Pendidikan formal, suatu saat jika LPQ nya dijadikan sebagai Lembaga formal tidak kaget, tidak terengah-engah dan tertinggal.
Ketiga adalah tata Kelola. Bagaimanakah Tata Kelola dari LPQ nya apakah ada Standar operasional prosedurnya , proses kerjanya bagaimana bentuknya? Dan semua proses kerja ini terukur. Hal keempat adalah akses. Bagaimana akses Pendidikan di Kota Jakarta Timur? Seperti apa tipologinya, berapa jumlah penduduknya? Apakah sudah memiliki akses untuk memperoleh Pendidikan Al Quran?
“Jika kita melihat tipologinya, di Jakarta Timur jumlah penduduknya sebesar 3. 066. 074 orang dan penduduk muslim nya 95, 9 persennya, dari sini kita lihat prosentasi literasi alqurannya, sebanyak 38 persen belum mengenal.literasi al Quran,” Ungkap Bodhi.
Lalu Bagaimana mengaksesnya? disinilah sebuah LPQ harus mampu mencari Solusi dan jalan keluar. Caranya, lanjut Bodhi, dengan berinovasi. Mencari cara bagaimana mencerdaskan 38 persen yang kurang literasi Alquran, untuk mencerdaskan ini diperlukan inovasi.
“Ini Pekerjaan rumah kita semua, inovasi yang bagaimana yang bisa mencerdaskan semua orang,” Tambah Bodhi.
Dalam Kegiatan yang mengambil tema “Ikhtiar mewujudkan Lembaga Pendidikan Al Quran yang bermutu dan mampu menghasilkan generasi Qurani" ini Bodhi juga menyampaikan beberapa informasi program dan visi kemenag. Bodhi berharap Forum Komunikasi Pendidikan Alquran (FKPQ) dapat menyerap informasi terkait hambatan kegiatan FKPQ dan bersinergi dengan Kemenag.
Menurut Bodhi Kementerian Agama khususnya bidang PAKIS telah mendorong semua aktivitas di FKPQ dapat berjalan dengan baik dan optimal, sesuai dengan visi mewujudkan masyarakat yang cerdas menuju indonesia emas. Untuk menuju kecerdasan tentu saja membutuhkan tenaga pengajar yang mumpuni. Sekarang ini, tenaga pengajar di LPQ bisa merasa senang atas apresiasi yang diberikan pemerintah daerah salah satunya adalah melalui program bantuan hibah.
Bodhi mengungkapkan Ketersediaan anggaran bantuan termasuk bantuan dana hibah untuk guru ngaji mencapai 65 Miliar, dan anggaran ini diwujudkan melalui Kementerian Agama. Karena itulah, melalui kegiatan konsolidasi ini diharapkan dapat menghasilkan data yang valid dan akurat. Dengan begitu, pencairan dana hibah selanjutnya dapat dilakukan.
“ Kami akan mengusahakan dan mengusulkan guru guru yang belum menerima dana hibah, Jangan sampai anggaran turun namun gurunya tidak ada atau ada lembaga yang tidak aktif,” pungkasnya. Evi Agustin