Berita

Belajar ke Tarim: Hidup Sekali, Hidup yang Berarti

Rabu, 20 Agustus 2025
blog

Kegiatan pagi MAN 7 Jakarta pada Selasa, (19/8/2025) di Masjid Daarut Thalibin menghadirkan pemateri Ketua Pelajar Indonesia di Tarim, Yaman.

Jakarta, (Humas MAN 7 Jakarta) – Kegiatan Pagi MAN 7 Jakarta pada Selasa, (19/8/2025) menghadirkan Ustaz Muhammad Syuja’i, Ketua Pelajar Indonesia di Yaman, sebagai pemateri. Acara dibuka oleh Waka Kesiswaan, Sukron Makmun, yang mengingatkan para siswa untuk menyimak dengan seksama informasi berharga mengenai peluang menuntut ilmu di luar negeri. “Gali dan simak informasi lengkap bagaimana menuntut ilmu di luar negeri,” ujarnya memberi semangat.

 

Syuja’i menekankan keutamaan Tarim, Yaman, sebagai pusat budaya Islam yang menjadi tempat lahirnya ilmu dan para perawi hadis. Menurutnya, belajar di Tarim bukan hanya sekadar mengejar pendidikan formal, tetapi juga sebuah perjalanan spiritual yang memperkuat iman, akhlak, dan kedekatan seorang hamba kepada Allah. Tarim telah menjadi tujuan ulama-ulama besar, sehingga menjadi ladang berkah bagi siapa saja yang menuntut ilmu di sana.

 

Lebih lanjut, beliau menjelaskan tiga hal yang perlu disiapkan bagi mereka yang ingin belajar di luar negeri. Pertama, mendesain tujuan belajar dengan jelas, termasuk langkah yang akan ditempuh dan cita-cita besar setelah lulus. Kedua, menguasai bahasa sebagai pintu utama untuk memahami ilmu dan berinteraksi. Ketiga, mengikuti arahan guru dengan penuh ketaatan, karena dari merekalah ilmu dan keberkahan akan terbuka. “Dengan persiapan yang matang, Allah akan membukakan jalan bagi siapa saja yang sungguh-sungguh berusaha,” tegasnya.

 

Syuja’i juga mengingatkan agar para siswa tidak menyia-nyiakan waktu muda. “Hidup sekali, maka hidup yang berarti,” ucapnya penuh motivasi. Ia menekankan bahwa generasi muda adalah harapan bangsa, dan perkara negara ada di pundak anak mudanya. Karena itu, setiap siswa harus menanamkan cita-cita besar tanpa setengah hati, demi mewujudkan masa depan yang lebih baik.

 

Beliau menambahkan bahwa kegagalan bukanlah akhir dari segalanya, melainkan bagian dari proses menuju keberhasilan. Yang perlu dihindari adalah sikap putus asa, karena orang yang tidak pernah mencoba sejatinya adalah orang yang gagal. Pesan ini menjadi motivasi bagi siswa MAN 7 Jakarta agar tetap tangguh dalam menghadapi setiap tantangan belajar.

 

Menutup tausiyahnya, Syuja’i mengutip hadis Nabi bahwa baik menghafal cepat maupun lambat memiliki nilai yang sama di sisi Allah. “Menghafal lambat justru Allah ingin memberikan keberkahan dan pahala yang lebih banyak,” jelasnya. Pesan ini menguatkan para siswa agar tidak minder dengan proses belajar masing-masing, karena kesabaran dan kesungguhan justru menjadi jalan meraih keberhasilan dan ridha Allah SWT. (nk)

  • Tags:  

Terkait

Menu Aksesibilitas

Mode Suara

Ukuran Teks

Monokrom

Tandai Tautan

Tebalkan Huruf

Perbesar Kursor