Berita
Berita

Semangat Siswa MIN 17 Kepulauan Seribu Warnai Hari Pertama ANBK

blog

Semangat Siswa MIN 17 Kepulauan Seribu Warnai Hari Pertama ANBK. (22/9/2025).

Jakarta (Humas MIN 17 Kepulauan Seribu) – Senin, 22 September 2025, udara pagi Pulau Tidung terasa segar ketika sepuluh siswa MIN 17 Kepulauan Seribu Kampus A memasuki ruang ujian. Dengan raut serius sekaligus antusias, mereka bersiap mengikuti Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) hari pertama.

 

Ruang kelas sederhana berubah menjadi tempat ujian yang penuh makna. Klik dan ketukan papan ketik terdengar bersahutan, menandai dimulainya ujian berbasis digital. Di ruangan itu, Kepala MIN 17 Kepulauan Seribu, Bahtiaroni, mendampingi Kasi Pendidikan Islam Kemenag Kepulauan Seribu, Sutama, yang hadir langsung memantau jalannya ANBK.

 

“Anak-anak bersemangat sekali. Walaupun sempat tertunda sebentar, Alhamdulillah pelaksanaan berjalan lancar sampai selesai,” ujar Bahtiaroni dengan nada lega.

 

Di Kampus A, pengawasan dilakukan oleh Jihadi bersama proktor Teguh Prasetiyo dan teknisi Indra Prasetya. Koordinasi mereka memastikan asesmen berlangsung tertib.

 

Sementara itu, suasana berbeda hadir di Pulau Panggang, lokasi MIN 17 Kampus B. Di sana, lima siswa duduk tenang menghadap layar komputer. Mereka diawasi oleh Rohimah sebagai pengawas, dengan dukungan teknisi Faris yang siaga menjaga kelancaran perangkat. Meski jumlah peserta lebih sedikit, semangat mereka tidak kalah besar.

 

Beranjak ke Pulau Kelapa, MIN 17 Kampus C terlihat lebih ramai. Sebanyak 15 siswa mengikuti ANBK dengan penuh antusias. Pengawas Indriyani memastikan jalannya asesmen sesuai prosedur, dibantu teknisi M. Sidik yang sigap mengantisipasi kendala teknis.

 

“Kerjasama tim sangat penting, apalagi pelaksanaan dilakukan di tiga pulau yang berbeda. Semua berjalan berkat sinergi antara guru, pengawas, proktor, dan teknisi,” jelas Jihadi, salah satu pengawas di Kampus A.

 

Kehadiran Kasi Pendidikan Islam, Sutama, memberi dukungan moral bagi para siswa. Ia mengapresiasi kesiapan madrasah. “Saya melihat sendiri, meskipun berbeda pulau, anak-anak tetap antusias. Ini bukti bahwa madrasah di kepulauan pun mampu bersaing dalam kualitas pendidikan,” ujarnya.

 

Seorang siswa Kampus B, Alde Baran mengaku sempat gugup sebelum ujian dimulai. Namun setelah mengerjakan beberapa soal, rasa takut itu berganti percaya diri. “Awalnya deg-degan, tapi jadi lebih tenang setelah mulai,” katanya polos.

 

Di Kampus C, suasana ruang ujian penuh konsentrasi. Sesekali, siswa tampak tersenyum lega usai menyelesaikan soal yang dirasa sulit. “Kami ingin memastikan anak-anak fokus tanpa terbebani masalah teknis,” ujar Indriyani.

 

Hari pertama ANBK akhirnya berakhir dengan lancar. Para siswa di tiga kampus MIN 17 melangkah keluar dengan wajah lega. Bagi mereka, ANBK bukan hanya sekadar ujian nasional, melainkan pengalaman berharga yang akan diingat sepanjang perjalanan belajar mereka.

 

Di balik layar, kerja keras para guru, pengawas, proktor, dan teknisi menjadi fondasi utama. Mereka memastikan setiap detail berjalan baik, dari Pulau Tudung, Pulau Panggang, hingga Pulau Kelapa. ANBK di kepulauan ini pun tidak hanya menguji kemampuan siswa, tetapi juga membuktikan kuatnya semangat kebersamaan di tengah keterbatasan. (j)

  • Tags:  

Terkait

Menu Aksesibilitas

Mode Suara

Ukuran Teks

Monokrom

Tandai Tautan

Tebalkan Huruf

Perbesar Kursor