Jakarta (Humas MIN 17 Kepulauan Seribu) — Suasana hangat dan penuh semangat tampak di Gedung Lt. 3 Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Kamis (13/11/2025). Sejak pagi, para guru Bahasa Arab dari MI, MTs, dan MA se-DKI Jakarta mulai memadati ruangan untuk mengikuti Workshop Bahasa Arab Metode Mustaqilli dan Integrasi Kurikulum Berbasis Cinta & Deep Learning yang diselenggarakan oleh Pengurus Wilayah Punggawa Madrasah Nasional Indonesia (PGMNI) DKI Jakarta.
Workshop ini menjadi ajang peningkatan kompetensi bagi para pendidik, termasuk perwakilan dari MIN 17 Kepulauan Seribu, Mariyani. Kehadirannya mewakili madrasah dalam upaya memperkuat penguasaan metode pengajaran Bahasa Arab yang lebih aplikatif dan sesuai dengan tuntutan kurikulum modern.
Acara dibuka secara resmi oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta, Adib, setelah rangkaian kegiatan pembukaan yang diisi dengan tarian Betawi, pembacaan ayat suci Al-Qur’an, serta menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars Madrasah. Kehadiran para tokoh dan akademisi membuat suasana acara terasa semakin khidmat dan bermakna.
Ketua Umum PW PGMNI DKI Jakarta, Siti Ruchanah, dalam sambutannya menegaskan pentingnya inovasi dalam pembelajaran Bahasa Arab di madrasah. “Guru harus mampu menghadirkan pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan. Metode Mustaqilli adalah salah satu cara membangkitkan minat siswa belajar Bahasa Arab tanpa tekanan,” ujarnya.
Kegiatan workshop ini menghadirkan dua narasumber utama, yakni Agus Shohib Khaironi, yang membawakan materi tentang Metode Mustaqilli, serta Dirgantara Wicaksono, yang menyampaikan strategi Integrasi Kurikulum Berbasis Cinta dan Deep Learning. Materi yang disajikan mengajak para peserta untuk lebih kreatif dalam menghubungkan nilai-nilai cinta, empati, dan spiritualitas dalam pembelajaran.
Menurut Mariyani, guru MIN 17 Kepulauan Seribu, kegiatan ini sangat bermanfaat bagi pengembangan profesional guru madrasah. “Banyak hal baru yang saya pelajari hari ini, terutama bagaimana mengajarkan Bahasa Arab dengan pendekatan yang lebih humanis dan mendalam,” ujarnya dengan penuh antusias.
Workshop yang berlangsung hingga pukul 15.30 WIB ini ditutup dengan sesi Sayonara penuh keakraban antara peserta dan panitia. Dengan membawa bekal ilmu baru, para guru termasuk perwakilan MIN 17 Kepulauan Seribu diharapkan mampu mengimplementasikan metode pembelajaran yang lebih efektif, inspiratif, dan sesuai dengan kebutuhan zaman. (j)