Jakarta (Humas MAN 2) --- “One month, one short movie!”. Itulah yang tercetus dari mulut para sineas muda MAN 2 Jakarta. Ide ini sepertinya tak hanya slogan belaka. Selepas mengikuti workshop Pembuatan Film Religi, 18-21 Oktober 2018 lalu, kesembilan peserta workshop ini bertekad menghidupkan teater MAN 2 Jakarta dengan warna baru, sinematografi.
Langkah Kementerian Agama dalam menggandeng anak muda, dalam hal ini siswa Madrasah Aliyah, untuk menuangkan ide kreatifnya dalam bentuk film sangatlah tepat. Di tengah tingginya gairah sinema Indonesia saat ini, peran madrasah dapat dipastikan akan membawa nuansa baru dunia perfilman di tanah air. Ide tersebut lalu disambut gembira oleh sebagian besar siswa.
Terbukti dengan membludaknya peminat dari seluruh Madrasah Aliyah Negeri di DKI Jakarta. Apalagi narasumber kegiatan ini adalah para actor handal yang sudah malang melintang dalam dunia film dan teater. Sebut saja, Didi Boneng, artis Betawi yang kerap muncul dalam sinetron dan film komedi ini turut menghangatkan acara dengan memberi materi bidang acting.
Materi worksop lainnya, yakni penyutradaraan, penulisan scenario, fotografi, dan tata rias yang disampaikan oleh Imam Andi Alam dan Fauzi Wahyudi pun tak kalah menarik. “Workshop ini benar-benar dapat menambah wawasan saya dalam dunia perfilman. Kami tak hanya diajarkan bagaimana menjadi actor yang harus bisa memerankan banyak peran, tapi juga harus mampu membuat script sendiri dengan deadline yang sangat singkat” ujar Aufa, salah seorang peserta yang tergabung dalam kelompok materi acting.
Lain halnya dengan Muhammad Rafi. Siswa kelas XII Bahasa yang penyuka fotografi ini merasakan sensasi baru dalam pembuatan film. “Ini kali pertama saya mengikuti workshop perfilman. Selain menambah pengetahuan, saya juga jadi tambah pengalaman dan jadi lebih tahu bahwa kerja film itu bukan kerja sendiri. Perlu kerjasama tim yang baik.” Ungkapnya sumringah.
Namun sebagian peserta merasa kesulitan dalam pengambilan lokasi shooting. Area yang terbatas membuat mereka harus lebih kreatif dalam memanfaatkan objek sehingga mampu mendukung cerita. Memang tempat kegiatan ini hanya di satu area, yakni Villa Silma Puncak, Bogor. Peserta yang berasal dari 22 Madrasah Aliyah Negeri ini dituntut untuk cermat memilih objek di sekitar villa.
“Kreatifitas anak-anak kita luar biasa. Mereka mampu membuat scenario yang diambil dari pengalaman keseharian mereka dan mengemasnya dalam sebuah cerita yang menarik, “ ujar Dahlan, S.Ag. Wakil Kepala MAN 2 Jakarta bidang Kesiswaan, sekaligus pendamping selama workshop berlangsung. Melihat antusiasme mereka yang cukup tinggi, maka tercetuslah ide untuk membuat satu film pendek dalam setiap bulannya: One month, one short movie! (Yuyum Daryumi)